Ukraina Butuh 25 Patriot Tambahan, Trump Percepat Pasokan NATO

Donal Trump--

Radarlambar.bacakoran.co - Pada 14 Juli 2025, Presiden Donald Trump mengumumkan langkah besar dalam kebijakan pertahanan Amerika Serikat dengan meningkatkan pasokan senjata ke sekutu NATO. Persenjataan ini, termasuk rudal Patriot, akan dialihkan ke Ukraina melalui negara-negara Eropa anggota aliansi tersebut. Tahap awal inisiatif ini mencakup penjualan senjata senilai sekitar $10 miliar atau setara Rp162 triliun, yang meliputi rudal, sistem pertahanan udara, hingga peluru artileri.

Langkah ini menjadi perubahan signifikan dari pendekatan sebelumnya, di mana Trump lebih memilih dukungan defensif untuk Ukraina. Kini, paket bantuan mencakup rudal jarak jauh yang mampu menjangkau wilayah Rusia, bahkan sampai ke Moskow. Rencana tersebut menargetkan agar negara-negara Eropa membeli dan mengirimkan senjata dari stok mereka, lalu mengisinya kembali dengan pembelian dari AS.

Perubahan kebijakan ini muncul setelah permintaan Ukraina dalam pertemuan puncak NATO, di tengah meningkatnya serangan rudal Rusia ke kota-kota besar Ukraina. Beberapa negara Eropa seperti Jerman, Finlandia, Denmark, Swedia, Norwegia, Inggris, Belanda, dan Kanada telah menyatakan kesiapan berpartisipasi dalam program ini. Sementara itu, AS berupaya mempertahankan persediaan senjatanya sendiri untuk kebutuhan global.

Efektivitas Sistem Patriot di Ukraina

Sistem pertahanan udara Patriot pertama kali dikirimkan ke Ukraina pada April 2023 dan telah memainkan peran penting dalam menahan serangan rudal Rusia. Dalam dua tahun terakhir, Patriot berhasil menjatuhkan berbagai ancaman udara termasuk rudal Kinzhal Rusia, rudal balistik dari Korea Utara, jet tempur, helikopter, dan drone serang. Meskipun demikian, sistem ini belum mampu memberikan perlindungan penuh. Salah satu serangan di Kyiv pada April lalu menyebabkan 12 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka meskipun Patriot sudah dioperasikan di wilayah tersebut.

Patriot dianggap mampu mengurangi efektivitas serangan udara Rusia, namun keberhasilannya sangat bergantung pada data intelijen yang akurat, penempatan strategis, dan koordinasi dengan radar lain. Saat ini, Ukraina hanya memiliki sekitar tujuh unit sistem ini, sedangkan Jerman sebagai sekutu tidak dapat menyumbang lebih banyak karena stok yang terbatas.

Kebutuhan Tambahan untuk Pertahanan Udara Ukraina

Para pejabat militer Ukraina menilai dibutuhkan hingga 25 sistem Patriot tambahan untuk memberikan perlindungan memadai di seluruh wilayah perkotaan utama. Selain itu, ada kebutuhan mendesak akan sistem pencegat drone berkecepatan tinggi karena Rusia terus mengembangkan kendaraan nirawak generasi terbaru berbasis mesin jet. Serangan drone secara masif yang mencapai ratusan unit dalam satu gelombang menuntut Ukraina memiliki pencegat dalam jumlah besar untuk mengantisipasi skenario terburuk.

Selain Patriot, Ukraina telah menerima sistem Skynex buatan Jerman yang menggunakan meriam otomatis 35 mm dengan amunisi meledak di dekat target. Namun, hanya dua unit yang aktif beroperasi dan belum ada konfirmasi mengenai tambahan unit baru.

Pengembangan teknologi pencegat drone di dalam negeri juga menghadapi hambatan akibat lambatnya adopsi oleh Kementerian Pertahanan Ukraina. Hal ini memunculkan kritik dari para pakar militer yang menilai kurangnya keseriusan dalam mengembangkan teknologi strategis ini sebagai kelemahan utama di tengah ancaman Rusia.

Sementara itu, langkah Trump dalam memperluas bantuan militer ke Ukraina dipandang sebagai bagian dari strategi untuk mengubah dinamika konflik sekaligus memperkuat posisinya di mata publik domestik dan internasional. (*)




Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan