Mengenal Lebih Jauh Keindahan Arsitektur Masjid Al-Aqsa, Saksi Peristiwa Isra Mi'raj

Masjid Al-aqsa. Foto: AP/Matias Delacroix--

Radarlambar.bacakoran.co- Masjid Al-Aqsa di Yerusalem adalah salah satu masjid yang sangat penting dalam sejarah Islam, menjadi masjid kedua yang paling dihormati setelah Masjid Al-Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Selain menjadi tempat ibadah utama bagi umat Islam, masjid ini juga memiliki nilai spiritual yang sangat tinggi karena menjadi bagian dari peristiwa Isra Mikraj, perjalanan malam Nabi Muhammad SAW. 

Masjid ini memiliki daya tarik arsitektur yang luar biasa, menjadikannya simbol peradaban Islam yang telah bertahan lebih dari seribu tahun. Al-Aqsa juga dikenal dengan sebutan Baitul Maqdis, yang berarti "rumah suci", dan dulunya merupakan kiblat pertama umat Islam sebelum Ka'bah di Mekah.

Terletak di tengah kawasan yang menjadi pusat konflik antara Palestina dan Israel, Masjid Al-Aqsa tetap menjadi tempat yang memiliki makna mendalam bagi umat Islam, Kristen, dan Yahudi.

Masjid ini mencerminkan perpaduan berbagai gaya arsitektur, menggabungkan elemen-elemen Islam, Bizantium, dan pengaruh lokal yang kental. Luasnya mencapai 35.000 meter persegi, mampu menampung hingga 5.000 jamaah.

Masjid Al-Aqsa terletak di satu kompleks dengan Dome of the Rock, yang terkenal dengan kubah besar berwarna abu-abu atau perak. Kubah ini merupakan bangunan berbentuk persegi delapan yang terletak di tengah kompleks. Di dalamnya terdapat Batu Ash-Shakhrah yang diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad SAW naik ke langit dalam peristiwa Isra Mikraj.

Kubah pertama Masjid Al-Aqsa dibangun oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Dinasti Umayyah pada tahun 685 M, namun dihancurkan oleh beberapa kali gempa bumi. Pada tahun 1033, Khalifah Ali azh-Zhahir dari Dinasti Fatimiyah membangun kembali kubah menggunakan kayu dan dilapisi enamel timah.

Kemudian, pada tahun 1969, kubah tersebut dibangun kembali menggunakan beton dan dilapisi aluminium, yang pada akhirnya diganti dengan timah pada tahun 1983 untuk mencocokkan desain aslinya.

Fasad masjid yang dibangun pada tahun 1065 memiliki desain yang khas dengan lorong-lorong beratap seperti bangunan Romawi. Terdapat 14 lengkungan batu sepanjang fasad, yang dilengkapi dengan ubin-ubin pada dindingnya. Selain itu, masjid ini juga memiliki serambi luar dan dalam dengan bangunan terbuka, serta empat menara untuk mengumandangkan azan, masing-masing setinggi 37 meter.

Bagian dalam Masjid Al-Aqsa memiliki tujuh lorong dengan tiang melengkung yang membentang di seluruh ruangan. Di dalamnya terdapat 121 jendela kaca patri yang memperindah suasana. Ruang utama masjid memiliki 12 tiang dari batu dan 33 tiang dari marmer putih yang menjulang tinggi.

Dinding-dinding masjid dihiasi dengan dekorasi mozaik dan marmer yang memperkaya keindahan visualnya. Mimbar masjid juga dihiasi dengan kaligrafi, ornamen geometris, serta ukiran bunga yang indah.

Selain itu, Masjid Al-Aqsa juga memiliki tempat wudhu yang unik, yaitu sebuah air mancur di tengahnya yang disebut Al Kas, yang berarti "mangkuk". Tempat ini dibangun pada masa Dinasti Umayyah pada tahun 709 M. Air dari tempat wudhu ini mengalir dengan jernih dan bahkan dapat diminum, menambah nilai sakral dan sejarah pada tempat tersebut.

Masjid Al-Aqsa tidak hanya penting dari sisi sejarah dan spiritual, tetapi juga mencerminkan keindahan arsitektur yang menjadi warisan kebudayaan Islam yang tak ternilai.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan