Ketegangan di Eropa: Hungaria dan Slovakia Ancam Blokir Kebijakan UE untuk Ukraina

Markas NATO-Foto Net-
RADARKAMBAR.BACAKORAN.CO – Hungaria dan Slovakia mengancam akan memblokir deklarasi bersama Uni Eropa (UE) terkait Ukraina dalam pertemuan puncak yang akan digelar pekan ini.
Kedua negara tersebut meminta perubahan strategi blok terhadap dukungan untuk Ukraina, yang masih berkonflik dengan Rusia.
Para pemimpin UE dijadwalkan bertemu dalam pertemuan luar biasa pada Kamis untuk membahas tambahan bantuan bagi Ukraina, jaminan keamanan Eropa, serta pendanaan pertahanan.
Dalam rancangan pernyataan yang disiapkan, seluruh negara anggota UE diminta menegaskan bahwa negosiasi mengenai Ukraina tidak boleh dilakukan tanpa kehadiran Ukraina.
Setiap perjanjian damai untuk Kyiv juga harus didukung dengan jaminan keamanan yang kuat.
Namun, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban dan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico menentang rancangan tersebut.
Dalam surat kepada Presiden Dewan Eropa António Costa, Orban menyatakan bahwa strategi UE terhadap Ukraina harus mengikuti langkah Amerika Serikat (AS), yaitu membuka pembicaraan langsung dengan Rusia terkait gencatan senjata dan perdamaian.
Sebagai alternatif, Orban mengusulkan agar kesimpulan pertemuan hanya mengacu pada resolusi Dewan Keamanan PBB yang diadopsi pada 24 Februari.
Resolusi ini tidak secara langsung menyebut Rusia sebagai agresor, tidak mengutuk invasi, dan lebih menekankan pada penyelesaian konflik secara permanen.
Robert Fico juga menyampaikan keraguan atas strategi UE yang mengedepankan "perdamaian melalui kekuatan."
Menurutnya, Ukraina tidak akan pernah cukup kuat untuk bernegosiasi dalam posisi militer yang dominan, sehingga langkah terbaik adalah mendorong gencatan senjata secepat mungkin, terlepas dari kapan kesepakatan damai final dapat dicapai.
Hungaria dan Slovakia telah lama mengkritik kebijakan UE yang terus mengalirkan bantuan militer ke Ukraina serta menerapkan sanksi terhadap Rusia.
Sikap kedua negara ini juga sejalan dengan pandangan Presiden AS Donald Trump, yang berulang kali menegaskan bahwa penyelesaian damai adalah satu-satunya cara efektif untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Meski demikian, mayoritas negara UE tetap berpegang pada kebijakan mereka untuk mendukung Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia.