Penyebab Meningkatnya Klaim Surrender Asuransi Unit Linked

KARYAWAN ; AAJI beraktivitas di dekat logo-logo perusahaan. -Foto Finansial.--
Radarlambar.bacakoran.co - Klaim surrender pada produk asuransi unit linked, yang menggabungkan asuransi dengan investasi, semakin meningkat.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi ini, salah satunya adalah daya beli masyarakat yang masih dalam proses pemulihan pasca-pandemi.
Berdasarkan data AAJI, klaim surrender pada produk unit linked diperkirakan akan mencapai Rp77,15 triliun hingga akhir 2024. Produk ini menyumbang sekitar 74,5% dari total klaim surrender asuransi jiwa yang tercatat.
Fenomena ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain tingginya premi pada produk unit linked yang cenderung lebih mahal dibandingkan dengan produk asuransi tradisional. Hal ini disebabkan oleh adanya biaya pengelolaan investasi yang terkandung dalam premi.
Selain itu, kebutuhan likuiditas mendesak juga menjadi alasan banyak nasabah yang memilih untuk menghentikan polis asuransi unit linked mereka.
Banyak yang terpaksa menarik dana dari polis asuransi mereka untuk memenuhi kebutuhan seperti biaya pendidikan atau kebutuhan finansial lainnya.
Kurangnya pemahaman mengenai karakteristik produk unit linked turut berperan dalam meningkatnya klaim surrender. Banyak nasabah yang tidak sepenuhnya mengerti bahwa produk ini seharusnya dijalankan sebagai investasi jangka panjang, bukan instrumen investasi jangka pendek.
Meski demikian, AAJI tetap optimis bahwa pasar asuransi unit linked akan membaik pada tahun ini. Beberapa faktor yang mendukung optimisme tersebut antara lain implementasi regulasi baru yang meningkatkan transparansi dan perlindungan bagi pemegang polis, peningkatan literasi keuangan masyarakat yang semakin memahami manfaat jangka panjang produk ini, serta inovasi produk yang semakin fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan serta profil risiko nasabah.
Namun, AAJI tetap mengingatkan bahwa daya beli masyarakat masih menjadi tantangan utama. Oleh karena itu, perusahaan asuransi jiwa diharapkan terus berinovasi dengan menawarkan produk unit linked yang memiliki biaya lebih efisien dan fitur yang lebih fleksibel, agar dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas tanpa mengurangi manfaat perlindungan yang diberikan. (*/rinto)