Krisis Kemanusiaan di Myanmar Pasca Gempa Dahsyat, Korban Terus Bertambah

Kerusakan akibat gempa di Myanmar.// Foto: AFP/SEBASTIEN BERGER--
Radarlambar.Bacakoran.co - Situasi di Myanmar semakin memprihatinkan setelah gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang wilayah tersebut. Ribuan warga terdampak masih bertahan dalam kondisi sulit, sementara jumlah korban terus meningkat seiring dengan berlanjutnya operasi pencarian dan penyelamatan.
Menurut laporan resmi dari pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, hingga Selasa (1/4/2025), jumlah korban tewas telah mencapai 2.719 orang dan diperkirakan bisa melewati angka 3.000 jiwa. Selain itu, sebanyak 4.521 orang dilaporkan mengalami luka-luka, sementara 441 lainnya masih dinyatakan hilang.
Gempa yang terjadi pada Jumat (28/3) saat jam makan siang itu disebut sebagai yang terkuat dalam lebih dari satu abad. Dampaknya sangat parah, menyebabkan kerusakan pada bangunan modern serta merobohkan pagoda-pagoda kuno yang menjadi bagian dari warisan budaya Myanmar.
Dampak dan Krisis Kemanusiaan
Laporan dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa bencana ini juga merenggut nyawa 50 anak dan dua guru yang tertimpa reruntuhan gedung prasekolah mereka di Mandalay. Infrastruktur yang rusak parah membuat warga kesulitan mendapatkan akses ke air bersih dan fasilitas sanitasi.
PBB dalam pernyataan resminya mengatakan bahwa di wilayah yang paling terdampak, masyarakat berjuang untuk mendapatkan kebutuhan dasar seperti air bersih dan sanitasi. Tim darurat bekerja tanpa lelah untuk menemukan korban selamat serta menyalurkan bantuan kemanusiaan.
Organisasi kemanusiaan, termasuk Komite Penyelamatan Internasional (IRC), menyatakan bahwa bantuan darurat berupa tempat berlindung, makanan, air bersih, dan layanan medis sangat dibutuhkan, terutama di daerah sekitar episentrum gempa. Ketakutan akan gempa susulan membuat banyak warga memilih tidur di jalanan daripada kembali ke rumah mereka.