Hahiwang: Seni Lisan Lampung yang Mengungkapkan Kesedihan dan Kehilangan

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO  -Indonesia dikenal dengan budayanya yang beragam, mulai dari seni tari hingga tradisi lisan yang kaya. 

Penyampaian secara lisan yang sudah digunakan sejak zaman dahulu kala sebagai warisan budaya kepada generasi berikutnya, sebelum manusia mengenal dalam bentuk tulisan. 

Penyampaian ini dapat melalui cerita rakyat, nyanyian, kepercayaan, kearifan lokal, puisi, dan berbagai bentuk ekspresi lainnya.

Salah satu kekayaan budaya tersebut adalah hahiwang, sebuah tradisi atau sastra lisan dari Lampung yang memiliki makna dan emosi yang mendalam. 

Meskipun tidak sepopuler seni lainnya, hahiwang memiliki tempat tersendiri dalam budaya masyarakat Lampung, terutama di kalangan komunitas yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional.

 

Mengenal Hahiwang

Hahiwang adalah seni lisan khas yang dituturkan masyarakat Lampung, khususnya di Kabupaten Pesisir Barat. 

Tradisi ini merupakan bentuk seni yang penuh dengan nuansa emosional, yang mencakup ungkapan rasa duka, kehilangan, atau kerinduan baik dari individu maupun kelompok.

Kata hahiwang berasal dari istilah yang berarti menangis atau meratap, dan secara keseluruhan, hahiwang menggambarkan seni tutur yang menyuarakan isi hati dengan suara yang menyayat-nyayat

Tradisi ini bisa dibawakan dalam berbagai situasi, baik formal maupun non formal. 

Dalam situasi formal, hahiwang biasanya dibawakan dalam upacara adat, sebagai pengantar acara, pelepasan mempelai wanita ke tempat pengantin pria, dan sebagai bagian dari tradisi cangget. 

Sementara dalam situasi non formal, hahiwang sering dibawakan sebagai nyanyian pengantar tidur anak-anak atau sekadar hiburan di waktu senggang. 

Melodi dalam hahiwang biasanya bernuansa sendu dan syair-syairnya mengandung ungkapan hati yang penuh emosi.