Israel Ajukan Proposal Baru Gencatan Senjata, Hamas Menolak

Militer Israel masih terus melancarkan serangan di Jalur Gaza.//Foto: REUTERS.--
Radarlambar.bacakoran.co -Israel telah mengajukan proposal baru untuk gencatan senjata di Jalur Gaza kepada mediator Mesir, setelah menolak kesepakatan yang sebelumnya telah disepakati oleh Hamas. Namun, Hamas menolak proposal baru ini, menganggap ketentuan yang diajukan Israel tidak dapat diterima.
Ketentuan Baru dalam Proposal Israel yang Memberatkan Hamas
Proposal Israel yang diajukan pada Sabtu (5/4/2025) mencakup beberapa ketentuan baru yang dinilai memberatkan pihak Hamas. Salah satu tuntutannya adalah agar Hamas menunjukkan itikad baik dengan membebaskan seorang tentara dengan kewarganegaraan ganda Amerika Serikat-Israel sebelum kesepakatan final disepakati. Selain itu, Israel juga meminta pembebasan 10 tentara Israel pada hari pertama gencatan senjata yang direncanakan berlangsung selama 40 hari.
Sebagai imbalan, Israel menawarkan pembebasan 1.231 warga Palestina yang saat ini ditahan di penjara-penjara Israel, termasuk 120 orang yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Israel juga mengusulkan pertukaran jenazah, dengan menukar 16 sandera Israel yang telah meninggal dunia dengan 160 warga Palestina yang juga telah gugur. Meski gencatan senjata ini direncanakan berlangsung selama 40 hari, Israel menyatakan bahwa negosiasi lanjutan harus dimulai segera setelah hari kedua berdasarkan prinsip-prinsip baru.
Penolakan Hamas dan Ketegangan yang Meningkat
Namun, proposal ini ditanggapi negatif oleh Hamas yang menilai ketentuan tersebut tidak dapat diterima. Terkait hal ini, ketegangan antara Israel dan mediator meningkat, dengan Israel menginformasikan Mesir dan Qatar tentang rencana baru yang tidak bisa dinegosiasikan, termasuk pembentukan koridor baru di Gaza selatan yang memisahkan Rafah dan Khan Younis. Langkah ini memicu kemarahan Mesir, sementara di Gaza, perpecahan di kalangan warga semakin terasa, dengan protes yang menyuarakan penolakan terhadap perang.
Kondisi Gaza Semakin Memanas, Penderitaan Warga Palestina Terus Berlanjut
Kondisi di Gaza semakin memanas setelah lebih dari 50.000 warga Palestina tewas dan sebagian besar infrastruktur di wilayah tersebut hancur. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, baru-baru ini mengumumkan bahwa pasukan Israel memasuki fase "perebutan wilayah", yang termasuk pembukaan koridor baru yang dikenal dengan nama “Koridor Morag”, yang mengacu pada permukiman Yahudi yang sebelumnya ada di wilayah tersebut sebelum Israel mundur dari Gaza pada 2005. (*)