AHY Peringatkan Dampak Tarif Trump: Bisa Picu Ketegangan Global dan Perang Terbuka

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan sekaligus Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sampaikan sambutan pada acara The Yudhoyono Institute Panel Discussion di Jakarta, Minggu, 13 April --

Radarlambar.Bacakoran.co — Kebijakan tarif resiprokal yang baru saja diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memicu kekhawatiran luas di kalangan pengamat dan pemimpin dunia. Salah satu tokoh yang angkat bicara menyikapi kebijakan itu adalah Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) yaitu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menilai kebijakan itu dapat mengancam stabilitas global, baik secara ekonomi maupun geopolitik.

 

Dalam forum diskusi bertajuk “Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan, dan Ekonomi Global” yang digelar di Grand Sahid Jaya, Jakarta, AHY menyoroti bahwa tindakan proteksionis semacam ini berpotensi memperuncing ketegangan antarnegara.

 

"Langkah-langkah sepihak yang mengedepankan dominasi ekonomi bisa memicu ketidakseimbangan global dan bahkan konflik terbuka," ujar AHY di hadapan para akademisi, diplomat, dan pengamat kebijakan luar negeri.

 

AHY menyinggung pengalaman sebelumnya, yakni perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, yang menurutnya telah menjadi pemicu instabilitas di kawasan Asia Pasifik. Ia menegaskan bahwa ketegangan ekonomi seperti itu bisa berdampak domino, memperburuk konflik geopolitik yang tengah berlangsung, seperti perang Rusia-Ukraina, krisis di Timur Tengah, serta ketegangan di Laut China Selatan.

 

Menurut AHY, jika tidak dikelola dengan bijak, kebijakan perdagangan agresif seperti tarif Trump bisa berujung pada konflik berskala lebih besar. Ia menyarankan agar pendekatan diplomatik dan kolaboratif lebih dikedepankan dalam relasi antarnegara.

 

"Hubungan internasional seharusnya dibangun di atas prinsip kesetaraan dan kepercayaan, bukan dominasi sepihak," tambahnya.

 

Lebih lanjut, AHY mengajak negara-negara Asia Tenggara, khususnya ASEAN, untuk memperkuat solidaritas regional dalam menghadapi dampak kebijakan global yang berpotensi merugikan.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan