Sambut Panen Raya Kopi Warga Perbaiki Jembatan

Gotong royong perbaiki jembatan politik Pekon Puralaksana Kecamatan Waytenong. -Foto Dok---
WAYTENONG — Menjelang masa panen raya kopi, masyarakat Pekon Puralaksana, Kecamatan Waytenong, Kabupaten Lampung Barat, menunjukkan semangat kolektif yang luar biasa.
Sekitar 120 warga turun langsung memperbaiki jembatan utama di Jalan Desa Marga Utama Satu—akses vital yang menjadi tulang punggung distribusi hasil pertanian, terutama kopi, komoditas andalan daerah ini.
Gotong royong tersebut bukan hanya menjadi wujud nyata kepedulian masyarakat terhadap pembangunan lokal, tetapi juga menjadi simbol kekuatan solidaritas di tengah tantangan infrastruktur.
Jalan ini menjadi satu-satunya jalur efisien untuk mengangkut hasil panen dari kebun menuju tempat pengumpulan, sehingga keberadaannya sangat menentukan keberhasilan petani dalam memasarkan produknya tepat waktu.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh berbagai unsur penting desa seperti PJ Peratin Gatot Hadiyanto, A.Md., Babinsa Koptu R. Antoni, dan Kasi Pembangunan Damanuri.
Kehadiran mereka menandai pentingnya sinergi antara pemerintah desa, aparat keamanan, dan masyarakat dalam menyelesaikan persoalan infrastruktur secara mandiri dan berkelanjutan.
PJ Peratin menyampaikan bahwa keberadaan jembatan ini adalah urat nadi ekonomi desa. Tanpa akses yang memadai, produktivitas petani dan perputaran ekonomi lokal bisa terhambat. Oleh karena itu, gotong royong menjadi solusi cepat, tepat, dan murah untuk mengatasi permasalahan yang berdampak luas ini.
Babinsa yang turut terlibat di lokasi memberikan apresiasi atas semangat warga. Bagi TNI, keterlibatan dalam kegiatan sosial seperti ini adalah bagian dari pengabdian untuk membangun kemanunggalan antara rakyat dan aparat negara, sekaligus memperkuat ketahanan sosial di daerah.
Antusiasme masyarakat terlihat dari cara mereka bergiliran membawa bahan bangunan, memperkuat struktur jembatan, dan memastikan kualitas hasil kerja. Seluruh kegiatan berlangsung dengan tertib dan penuh semangat, menjadi contoh nyata bahwa pembangunan desa bisa berjalan lebih cepat ketika masyarakat dilibatkan secara aktif.
Warga berharap perbaikan ini dapat segera selesai sebelum puncak panen tiba, sehingga hasil kopi yang menjadi kebanggaan daerah bisa terserap maksimal oleh pasar. Lebih dari sekadar jembatan fisik, kegiatan ini menjadi jembatan harapan bagi peningkatan kesejahteraan dan kemajuan desa.
Damanuri mengulas jika usulan pembangunan jembatan tersebut setiap tahun disampaikan, bahkan dalam berbagai kesempatan disuarakan, dan sering kali ditinjau baik oleh pemerintah maupun para wakil rakyat.
Terutama setiap menjelang pemilu menjadi salah satu perhatian serius para calon. Namun sampai sekarang pembangunannya belum juga terwujud. "Karena banyaknya perhatian jembatan ini juga kami beri nama jembatan politik," tandasnya. (rinto/nopri)