Cek Golongan Darah, PMI Sambangi SMAN 1 Liwa

GOLONGAN DARAH : PMI Lampung Barat menggelar kegiatan bakti sosial pemeriksaan golongan darah gratis di SMAN 1 Liwa. Foto Dok--
BALIKBUKIT – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lampung Barat menggelar kegiatan bakti sosial pemeriksaan golongan darah di SMAN 1 Liwa, Senin (19/5/2025). Kegiatan ini disambut antusias ratusan siswa yang ikut memeriksa golongan darahnya secara gratis.
Ketua PMI Lampung Barat, Edi Novial, mengatakan bahwa pemeriksaan golongan darah bukan sekadar untuk kebutuhan kesehatan pribadi, tetapi juga menjadi data penting dalam situasi darurat. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi bagian dari edukasi kepada pelajar soal pentingnya kesadaran terhadap kesehatan sejak dini.
“Pemeriksaan ini bisa jadi informasi awal yang berguna jika suatu saat mereka ingin menjadi pendonor. Lebih dari itu, ini juga soal kepedulian sosial,” ujar Edi Novial di hadapan para siswa.
Edi menegaskan bahwa PMI tidak hanya fokus pada aksi donor darah, tapi juga aktif dalam membangun kesadaran dan budaya kemanusiaan di tengah masyarakat, termasuk di lingkungan sekolah. Ia berharap kegiatan seperti ini bisa menumbuhkan jiwa solidaritas, empati, dan kepedulian sosial di kalangan generasi muda.
Di kesempatan itu, Edi yang juga menjabat Ketua DPRD Lampung Barat, menyampaikan imbauan tegas kepada pelajar untuk menjauhi judi online. Ia menilai praktik judi daring kini menjadi ancaman serius bagi pelajar dan generasi muda.
“Judi online ini bukan sekadar permainan, tapi bisa menghancurkan masa depan. Awalnya coba-coba, lalu kecanduan, ujung-ujungnya bisa nekat mencuri atau berutang demi bisa terus main,” kata Edi.
Menurutnya, masifnya akses ke internet tanpa kontrol bisa memicu perilaku menyimpang, apalagi jika tak ada kesadaran dari diri sendiri. Ia meminta sekolah dan orang tua ikut aktif memberikan pengawasan serta edukasi terhadap bahaya konten digital yang destruktif.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Liwa, Drs. M. Suharyadi, M.Pd., mengatakan bahwa pihaknya mendukung penuh program PMI tersebut. Ia juga menjelaskan bahwa sekolah telah menerapkan kebijakan larangan membawa handphone bagi siswa saat jam sekolah.
“Tanpa handphone, siswa bisa lebih fokus, tidak terganggu notifikasi media sosial, dan lebih aktif berinteraksi dengan lingkungan sekitar,” ujarnya.
Suharyadi menambahkan, pembatasan penggunaan gadget di sekolah bukan untuk mengekang siswa, tapi untuk melatih kedisiplinan, tanggung jawab, dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Ia menyebut hal ini turut berkontribusi dalam peningkatan prestasi akademik siswa.
“Ini juga mencegah anak-anak dari akses ke konten negatif. Dengan aturan ini, kami ingin menciptakan suasana belajar yang lebih sehat dan produktif,” jelasnya. (edi/lusiana)