Pemerintah Prioritaskan Energi Terbarukan dan Sistem Penyimpanan

Konferensi Pers - RUPTL PT PLN (Persero) Tahun 2025-2034. Foto-rekam layar Youtube--
Radarlambar.bacakoran.co- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengesahkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025 hingga 2034. Dalam rencana tersebut, total tambahan kapasitas pembangkit listrik yang ditargetkan mencapai 69,5 gigawatt (GW), dengan porsi terbesar berasal dari energi terbarukan.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa arah kebijakan pemerintah saat ini berfokus pada percepatan transisi energi menuju sumber yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Dari total kapasitas baru yang direncanakan, sekitar 42,6 GW atau 61 persen akan disuplai oleh pembangkit berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Sementara itu, sistem penyimpanan energi, termasuk pumped storage dan baterai, akan menyumbang 10,3 GW atau sekitar 15 persen. Sisanya sebesar 16,6 GW atau 24 persen tetap berasal dari pembangkit berbasis energi fosil.
Dalam penjelasannya kepada media, Bahlil menyampaikan bahwa arah pembangunan ketenagalistrikan ini menunjukkan konsistensi pemerintah dalam menjalankan komitmen terhadap energi terbarukan. Ia menyebut bahwa lebih dari 70 persen kapasitas yang akan dibangun berasal dari EBT dan sistem penyimpanan.
Rincian pembangkit EBT yang direncanakan meliputi energi surya sebesar 17,1 GW, tenaga air 11,7 GW, angin 7,2 GW, panas bumi 5,2 GW, bioenergi 0,9 GW, serta energi nuklir sebesar 0,5 GW.
Adapun sistem penyimpanan energi akan terdiri atas PLTA dengan teknologi pumped storage sebesar 4,3 GW dan penggunaan baterai sebesar 6,0 GW. Di sisi lain, meski proporsinya lebih kecil, pembangkit energi fosil tetap dibutuhkan dengan rincian gas 10,3 GW dan batubara 6,3 GW.
RUPTL 2025–2034 menjadi salah satu dokumen perencanaan strategis dalam mewujudkan sistem kelistrikan nasional yang lebih hijau, andal, dan berkelanjutan di tengah tantangan kebutuhan energi yang terus tumbuh.(*)