Dari Hutan ke Halaman: Cerita Ribuan Tahun Babi Menjadi Peliharaan

Inilah penjelasan mengapa babi diharamkan dalam Islam berdasarkan perintah Allah dalam Al-Qur’an dan juga didukung berbagai alasan ilmiah serta kesehatan. Foto : Freepik.com --
Radarlambar.bacakoran.co -Siapa yang menyangka hewan lucu dan menggemaskan seperti babi peliharaan dulunya adalah makhluk liar bertaring tajam dan bertubuh besar? Ternyata, proses menjinakkan babi sudah dimulai sejak lebih dari 8.000 tahun lalu di wilayah China Selatan. Dan menariknya, semuanya dimulai bukan dari kandang atau tali kekang — tapi dari sampah manusia.
Pada masa Neolitikum, sebagian babi hutan mulai tertarik hidup di sekitar pemukiman manusia. Kehidupan dekat manusia memberi akses mudah ke makanan, seperti sisa-sisa makanan dan limbah dapur. Lambat laun, babi-babi yang lebih jinak dan tidak agresif mulai menetap. Mereka tidak perlu lagi mempertahankan tubuh besar dan kekuatan seperti babi hutan — tubuh mereka mengecil, begitu juga ukuran otaknya.
Rahasia di Balik Plak Gigi Babi Kuno
Penelitian modern mengungkap fakta mengejutkan dengan cara yang tak biasa: bukan lewat tulang belulang, tapi dari plak gigi babi. Dari 32 fosil babi yang ditemukan di dua situs arkeologi di wilayah Sungai Yangtze Hilir, para ilmuwan menemukan butiran-butiran mikroskopis pati di sela-sela gigi mereka. Jenis makanannya mencerminkan pola makan manusia zaman itu — beras, ubi, biji ek, hingga rumput liar.
Yang membuat para peneliti tercengang, butiran-butiran itu menunjukkan tanda-tanda telah dimasak. Ini menandakan bahwa babi-babi tersebut kemungkinan besar mendapatkan makanan dari manusia, baik melalui pemberian langsung atau mengais sisa-sisa di sekitar pemukiman.
Bukti Tak Terduga: Parasit Manusia di Mulut Babi
Tak hanya sisa makanan, dalam plak gigi babi juga ditemukan telur cacing yang biasanya hanya ditemukan dalam tubuh manusia. Ini menjadi bukti kuat bahwa babi-babi zaman Neolitikum hidup sangat dekat dengan manusia, bahkan mungkin mengonsumsi air atau makanan yang terkontaminasi kotoran manusia.
Temuan ini memperkuat teori bahwa babi tidak langsung dijinakkan oleh manusia, melainkan tertarik secara alami pada lingkungan manusia karena sumber makanannya. Mereka yang paling jinak bertahan, dan seiring waktu, relasi ini berkembang menjadi hubungan peliharaan.
Awal Hubungan dan Ancaman Baru
Cerita ini tidak hanya soal domestikasi. Kedekatan antara manusia dan hewan juga membuka peluang munculnya penyakit zoonosis — penyakit yang menular dari hewan ke manusia. Jadi, di balik hubungan erat ribuan tahun antara manusia dan babi, tersimpan pula jejak awal persoalan kesehatan global yang kini menjadi perhatian serius.
Cerita dari Gigi: Babi dan Manusia, Sejak Ribuan Tahun Lalu
Lewat jejak mikroskopis di plak gigi, terbuka kisah panjang dan tak terduga tentang awal mula hubungan antara manusia dan babi. Dari hewan liar pemakan sampah menjadi sahabat ternak yang dekat dengan manusia — inilah cerita domestikasi yang bukan hanya soal menjinakkan, tapi juga tentang adaptasi, lingkungan, dan saling memengaruhi satu sama lain. (*)