Ilmuwan Australia Klaim Temukan Lokasi Jatuhnya MH370, Misteri Hampir 11 Tahun Segera Terkuak?

Ilustrasi Malaysia Airlines MH370. Foto/Wikimedia Commons--

Radarlambar.bacakoran.co- Sudah lebih dari satu dekade sejak pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 hilang secara misterius pada 8 Maret 2014. Pesawat yang lepas landas dari Kuala Lumpur menuju Beijing dengan membawa 239 penumpang dan awak hingga kini belum ditemukan puing-puingnya secara utuh, menjadikannya salah satu misteri penerbangan terbesar dalam sejarah modern.

Namun, baru-baru ini ilmuwan Australia Vincent Lyne mengklaim telah berhasil mengungkap misteri tersebut. Dalam unggahan di akun LinkedIn pribadinya, Lyne menyatakan bahwa lokasi pesawat berada di perairan terpencil Samudra Hindia, tepatnya di sebuah wilayah bernama Broken Ridge, sebuah dataran bawah laut terjal di bagian tenggara samudra tersebut.

Lyne, peneliti dari Institute for Marine and Antarctic Studies di University of Tasmania, meyakini pesawat sengaja diterbangkan ke area yang sangat sulit dijangkau. Ia menyebut kawasan tersebut sebagai lokasi “sempurna” untuk menyembunyikan bangkai pesawat dari jangkauan pencarian. Teorinya bertentangan dengan asumsi sebelumnya yang menyebut MH370 jatuh akibat kehabisan bahan bakar.

Menurut analisis Lyne, titik lokasi jatuhnya pesawat didapat melalui persilangan garis bujur Bandara Penang dengan rute yang sebelumnya ditemukan dalam simulator penerbangan milik kapten Zaharie Ahmad Shah, sang pilot. Rute ini sempat dianggap tidak relevan oleh FBI dan para penyelidik internasional, namun Lyne menilai hal tersebut justru merupakan petunjuk kunci.

"Temuan ini mengubah narasi hilangnya MH370," tegas Lyne, sembari mendesak agar lokasi tersebut segera diverifikasi lebih lanjut sebagai prioritas pencarian.

Klaim tersebut muncul tak lama setelah pencarian terbaru yang dilakukan oleh perusahaan pencarian maritim Ocean Infinity kembali dihentikan. Perusahaan ini sempat melakukan eksplorasi pada awal 2025 dengan sistem kontrak “no find, no fee”, atau hanya akan dibayar jika berhasil menemukan pesawat. Nilai yang dijanjikan mencapai USD 70 juta untuk pencarian di area seluas 15.000 kilometer persegi.

Namun, pada April 2025, pemerintah Malaysia menangguhkan operasi pencarian tersebut dengan alasan kondisi cuaca dan musim yang kurang mendukung. Menteri Transportasi Malaysia, Anthony Loke, menyatakan bahwa pencarian akan dilanjutkan kembali pada akhir tahun ini.

Meski penemuan Vincent Lyne belum dapat diverifikasi secara resmi, klaim ini memberikan secercah harapan bagi keluarga korban dan masyarakat dunia yang telah lama menanti jawaban pasti atas tragedi MH370. Kini, sorotan kembali tertuju pada pemerintah Malaysia dan otoritas pencarian internasional: akankah mereka menyusuri titik baru yang diungkapkan oleh sains?

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan