Perusahaan AS Akan Bangkitkan Burung Moa Raksasa Selandia Baru dari Kepunahan

Burung Moa---Ilustrasi Net--

Radarlambar.bacakoran.co -Colossal Biosciences, perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat, mengumumkan rencana ambisius untuk membangkitkan kembali burung moa raksasa Pulau Selatan, Dinornis robustus, yang telah punah selama 600 tahun. Proyek ini ditargetkan rampung dalam satu dekade mendatang melalui teknik rekayasa genetika mutakhir.

Perusahaan tersebut mengungkapkan rencana ini melalui media sosial pada 10 Juli 2025, dengan menyebutnya sebagai upaya menghidupkan kembali “dinosaurus burung”. Kolaborasi dengan ilmuwan internasional dan masyarakat adat Selandia Baru juga menjadi bagian dari proyek yang fokus pada spesies moa terbesar, yang dahulu bisa tumbuh hingga setinggi 3,6 meter.

Colossal sebelumnya telah menuai kontroversi ketika mengklaim keberhasilan membangkitkan serigala dire (Aenocyon dirus). Namun, para ilmuwan menilai hewan yang dihasilkan hanyalah serigala abu-abu dengan modifikasi genetik. Kritik serupa kini juga diarahkan pada rencana kebangkitan moa.

Para pakar memperingatkan bahwa rekayasa genetika saat ini belum mampu memulihkan spesies punah secara utuh, terutama yang telah hilang dari habitat dan ekosistem aslinya selama berabad-abad. Mereka menilai hasil proyek ini hanya akan menghasilkan hewan yang menyerupai moa secara fisik, bukan spesies asli yang berkembang melalui evolusi ribuan tahun.

Meski begitu, Colossal tetap melangkah dengan teknologi yang menganalisis DNA dari tulang sembilan spesies moa dan membandingkannya dengan DNA burung modern seperti emu dan tinamou—kerabat dekat moa. Gen khas moa yang telah diidentifikasi akan disisipkan ke dalam genom burung tersebut. Sel-sel hasil rekayasa kemudian akan ditanamkan ke induk pengganti hingga berkembang menjadi embrio.

Burung hasil rekayasa ini direncanakan hidup dalam cagar alam berpagar, bukan dilepas ke alam liar atau dipelihara di kebun binatang. Para ahli menyebut meski berukuran besar, moa bukanlah hewan berbahaya, namun jika merasa terancam, tendangannya bisa melukai manusia.

Selain ambisi de-extinction, Colossal menekankan manfaat teknologi ini bagi konservasi spesies lain. Proyek ini diproyeksikan memicu kemajuan dalam pengembangan teknologi telur buatan yang dapat membantu spesies terancam punah. Para ilmuwan juga berharap proyek ini membuka wawasan baru tentang evolusi dan hubungan genetik burung purba.

Namun demikian, sebagian peneliti mengingatkan bahwa menciptakan hewan dengan kemiripan fisik terhadap spesies punah dapat membawa risiko ekologis yang tidak terduga jika tidak dikelola dengan hati-hati. (*)




Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan