AS Kembali Keluar dari UNESCO, Palestina Jadi Alasan Utama

Donal Trump--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO— Pemerintahan Presiden Donald Trump kembali memicu kontroversi di panggung internasional dengan memutuskan keluar dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Keputusan ini diumumkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Tammy Bruce, pada Selasa (22/7/2025), sebagaimana dilaporkan oleh Agence France-Presse (AFP).

Langkah ini menjadi pukulan kedua dalam sejarah hubungan Amerika Serikat dengan badan PBB tersebut, setelah sebelumnya sempat keluar pada era Ronald Reagan dan kembali bergabung di masa George W. Bush. AS juga pernah hengkang dari UNESCO pada 2017 di masa jabatan pertama Donald Trump, sebelum akhirnya direintegrasikan ke dalam keanggotaan oleh pemerintahan Joe Biden.
Pengakuan terhadap Palestina Jadi Titik Panas

Tammy Bruce menyebut pengakuan UNESCO terhadap Palestina sebagai anggota negara pada 2011 sebagai penyebab utama keputusan ini. Washington menilai langkah tersebut bertentangan dengan kebijakan luar negeri AS dan mencederai posisi Israel dalam forum multilateral.

    “Penerimaan Negara Palestina sebagai anggota resmi telah mendorong narasi anti-Israel dan menciptakan bias dalam organisasi,” ujar Bruce.

Ia menambahkan bahwa agenda UNESCO dianggap tidak lagi sejalan dengan kepentingan nasional AS, khususnya karena terlalu condong pada apa yang disebutnya sebagai "agenda ideologis globalis" yang fokus pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB.
Bukan Pertama Kali AS Mundur dari Badan PBB

UNESCO bukan satu-satunya badan PBB yang ditinggalkan Washington selama kepemimpinan Trump. Sebelumnya, AS juga menarik diri dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC) dan Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), dengan alasan bias terhadap Israel dan inefisiensi kelembagaan.

Langkah mundur kali ini mempertegas arah kebijakan luar negeri Trump yang cenderung unilateral dan skeptis terhadap organisasi internasional yang dinilai tidak menguntungkan AS secara langsung.

    “Keterlibatan berkelanjutan kami di UNESCO hanya akan menguntungkan pihak-pihak yang bertentangan dengan sekutu utama kami, Israel,” tegas Bruce.

UNESCO dan Peran Globalnya

UNESCO selama ini dikenal luas karena kontribusinya dalam memajukan pendidikan, riset ilmiah, dan pelestarian warisan budaya dunia. Salah satu program terkenalnya adalah penetapan dan perlindungan World Heritage Sites — situs-situs bersejarah dan alam yang memiliki nilai universal, seperti Piramida Mesir, Great Barrier Reef, Tembok Besar China, hingga Akropolis Athena.

Namun bagi sebagian kalangan konservatif AS, peran UNESCO dianggap semakin politis dan menjauh dari mandat awalnya.
Respons Global dan Sejarah Berulang

Keputusan AS ini memicu kekhawatiran akan melemahnya kerja sama internasional dalam isu-isu global, mulai dari pendidikan inklusif, pelestarian budaya, hingga perubahan iklim. Sementara itu, sejumlah negara anggota lainnya mengecam langkah AS sebagai bentuk penarikan diri dari tanggung jawab global.

Perlu diketahui, penarikan AS dari UNESCO bukanlah hal baru. Pada 1984, Presiden Ronald Reagan juga membawa AS keluar dengan tuduhan bahwa UNESCO terlalu pro-Uni Soviet dan tidak efisien. AS kembali bergabung pada 2003 di bawah pemerintahan George W. Bush.

Kini, dengan langkah Trump yang mengulangi sejarah tersebut, masa depan hubungan AS dan UNESCO kembali berada di ujung tanduk. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan