Gencatan Senjata Thailand–Kamboja Dilanggar, Ketegangan Kembali Memuncak

Ketegangan di Perbatasan Kamboja–Thailand, Indonesia Pantau Ketat 12 Orang Tewas, Kemlu Pastikan WNI Aman. Foto/net--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Phnom Penh kembali bersitegang meski baru saja mencapai kesepakatan gencatan senjata pada awal pekan ini. Pada Kamis (31/7/2025), kedua negara saling menuding sebagai pihak yang melanggar kesepakatan damai di wilayah perbatasan, memperpanjang bayang-bayang konflik bersenjata yang sudah menewaskan puluhan orang dan memaksa ratusan ribu warga mengungsi.

Gencatan senjata yang disepakati pada Selasa (29/7/2025) sempat membawa harapan akan berakhirnya pertempuran lima hari yang menewaskan sedikitnya 43 orang. Namun, harapan itu buyar seiring laporan baru mengenai baku tembak dan serangan lintas perbatasan.

Kementerian Luar Negeri Thailand melaporkan pasukannya yang berada di Provinsi Sisaket menjadi sasaran serangan dari pihak Kamboja. Insiden tersebut dinilai sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kesepakatan yang baru diteken. Sementara juru bicara pemerintah Thailand menyebutkan kondisi perbatasan relatif terkendali meski sempat terjadi bentrokan semalam.

Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Kamboja menyebut pihak Thailand justru telah dua kali melanggar gencatan senjata. Ketegangan ini menunjukkan betapa rapuhnya kesepakatan damai di tengah suasana saling curiga dan trauma peperangan.

Menyikapi situasi tersebut, Presiden Majelis Nasional Kamboja menyerukan keterlibatan pengamat internasional guna memastikan implementasi gencatan senjata berjalan semestinya. Permintaan itu disampaikan dalam forum parlemen dunia di Jenewa sebagai upaya mendorong akuntabilitas dari kedua belah pihak.

Sementara itu, Komisioner Tinggi HAM PBB mendesak Thailand dan Kamboja menunjukkan itikad baik untuk mematuhi kesepakatan. PBB juga mendorong kedua negara menempuh jalur diplomasi demi menyelesaikan akar konflik yang memicu ketegangan.

Di lapangan, suasana masih diliputi ketidakpastian. Ribuan pengungsi yang ditampung di lokasi darurat di wilayah Thailand masih menunggu kepastian keamanan. Relawan dan warga sipil menyatakan masih khawatir situasi kembali memburuk.

Di sisi lain perbatasan, jurnalis internasional mencatat tidak terdengar ledakan artileri sejak dimulainya gencatan senjata hingga Rabu pagi, meski suara tembakan sempat dominan selama beberapa hari sebelumnya.

Merespons memburuknya situasi, China menawarkan mediasi dengan mengundang delegasi dari kedua negara ke Shanghai. Beijing menyatakan bahwa baik Thailand maupun Kamboja telah menyatakan komitmen untuk kembali mematuhi konsensus damai yang telah dicapai.

Namun, dengan ketegangan yang terus menyala dan saling tuduh yang belum mereda, perdamaian yang langgeng masih terasa jauh dari jangkauan. Dunia internasional kini menanti langkah nyata dari kedua negara untuk menghentikan kekerasan demi keselamatan jutaan warganya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan