163 Warga Pringsewu Berebut Kesempatan Magang ke Jepang

Ilustrasi-Net-Foto Dok---
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Ratusan warga Kabupaten Pringsewu akan bersaing ketat untuk mendapatkan tiket mengikuti program pemagangan ke Jepang. Sebanyak 163 peserta resmi terdaftar dan siap menjalani seleksi ketat yang akan digelar Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Pringsewu bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan RI dan IM Japan pada 19–23 Agustus 2025 mendatang.
Kepala Disnaker Pringsewu, Edi S. Pamungkas, menjelaskan bahwa proses seleksi tidak hanya menguji kemampuan akademik, tetapi juga menuntut kesiapan fisik dan mental yang prima.
“Di hari pertama, 19 Agustus, peserta akan mengikuti pembukaan dan tes akademik. Esoknya, 20 Agustus, langsung masuk ke seleksi kesamaptaan. Pada 21 Agustus, giliran tes fisik berupa lari, push up, dan sit up. Terakhir, 22 Agustus, mereka akan menjalani wawancara,” paparnya.
Menurut Edi, tingginya antusiasme terlihat dari jumlah pendaftar yang mencapai lebih dari seratus orang hanya dalam waktu singkat. “Saat ini terdaftar 163 peserta dari berbagai latar belakang pekerjaan. Saya berharap mereka mempersiapkan diri sebaik mungkin, karena seleksi ini menuntut ketahanan fisik, kecerdasan, dan keterampilan komunikasi,” tegasnya.
Program pemagangan ini menjadi peluang berharga bagi masyarakat untuk memperoleh pengalaman kerja di Jepang sekaligus meningkatkan daya saing. Bupati Pringsewu, H. Sujadi Riyanto Pamungkas, menyampaikan dukungan penuh terhadap program tersebut.
“Saya memohon sinergi semua pihak agar program ini berjalan lancar dan berkelanjutan. Ini bukan hanya kesempatan bekerja di luar negeri, tetapi juga bekal keterampilan yang bisa diterapkan ketika kembali ke tanah air,” kata bupati.
Ia menegaskan, program ini merupakan salah satu strategi pemerintah daerah untuk menekan angka pengangguran dan kemiskinan di Pringsewu. Melalui pemagangan di Jepang, para peserta diharapkan mendapatkan pengetahuan, etos kerja, dan teknologi terbaru yang dapat membantu pengembangan sektor industri dan usaha di daerah.
Bagi peserta, tantangan terdekat adalah melewati tahapan seleksi yang padat dalam waktu singkat. Materi ujian akademik mencakup kemampuan berhitung, sementara kesamaptaan dan tes fisik menguji daya tahan tubuh, kekuatan, serta kelincahan. Wawancara menjadi penentuan akhir, menilai motivasi, kesiapan mental, dan kesesuaian karakter peserta dengan dunia kerja di Jepang.
“Yang lulus nanti benar-benar sudah teruji dari semua sisi. Karena bekerja di Jepang tidak hanya menuntut keterampilan, tetapi juga kedisiplinan, fisik yang kuat, dan komitmen tinggi,” tutup Edi.(*/rlmg)