Inovasi Tiada Henti SMKN 1 Way Tenong, Uji Coba Mesin CNC Router Jurusan DKV
Kepala SMKN 1 Way Tenong pantau langsung uji cobUji Coba Mesin CNC Router Jurusan DKV. Foto Rinto--
WAYTENONG - SMK Negeri 1 Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat semakin terdepan dalam mengembangkan pendidikan program keahlian siswa.
Seperti sekarang ini pada jurusan pendidikan Desain Komunikasi Visual (DKV) pihak sekolah telah melakukan pengadaan Mesin CNC Router , atau mesin pengukir secara komputer, seperti pembuatan kayu ukir, daun pintu jendela hingga ornamen lain seperti pengukiran granit atau keramik untuk batu nisan, akrilik, souvenir, plakat.
Dari pantauan media ini pada uji coba yang di pimpin Kepala Sekolah Edi Sutiawan, S.Kom, M.M., Senin 19 Februari tersebut dilakukan beberapa uji coba seperti pembuatan ukiran dinding berbahan kayu, dan pembuatan batu nisan dari keramik.
Di sampaikan Edi Sutiawan untuk Jurusan DKV. Mesin pengukir secara komputer menjadi program keahlian selain program yang telah berjalan seperti usaha papan bunga in dor, foto studio, sablon, chatting stiker.
Pihaknya menyebutkan pembelajaran jurusan keahlian Mesin CNC Router memiliki prospek yang baik bagi siswa dalam membuka usaha, pertama potensi wilayah yang memang mendukung, kemudian mampu menciptakan peluang kerja bagi masyarakat umum baik dalam pengadaan bahan maupun sebagai karyawan. Sehingga untuk mewujudkan itu perlu di cetak Sumber Daya Manusia (SDM) dari sejak dini.
Pihaknya juga menerangkan walaupun dalam pemanfaatan keahlian Mesin CNC Router, siswa di tuntun sudah mulai melakukan usaha, yakni hasil produksi akan menjadi milik siswa, semisalnya pembuatan pintu ukir dan mampu di pasarkan maka keuntungan akan telah di persentase kembali untuk modal pembelian bahan, dan keuntungan dibagi.
Yang mana uang hasil keuntungan akan dimanfaatkan pertama untuk pembayaran biaya pendidikan yang termuryawarah mufakat sebagai Peran Serta Masyarakat Dalam Pendidikan (PSMP) yang tertuang pada peraturan Gubernur Nomor 61 Tahun 2020 atau istilah lamanya SPP. Dan sisanya akan jadi pendapatan siswa.
"Kalau ini betul-betul berjalan baik siswa bukan saja bisa membiayai PSMP melainkan justu mampu mendulang hasil, dengan persentase 60 persen untuk siswa 40 biaya operasional dan guru pendamping," ungkapnya.
Namun Edi mengakui dalam aspek pemasaran upaya yang dilakukan masih terfokus melalui Bisnis Center atau penjualan secara online. Sehingga nantinya jika usaha dalam program SMK terus berjalan upaya bidang pemasaran lain akan di laksanakan juga.
Guru Jurusan Setio Bayu P S. Kom DKV mengatakan dari usaha yang dilakukan anak didik telah banyak hasil produksi yang terpasarkan, bahkan pihaknya mengakui keterbatasan waktu banyak pesanan yang di buat harus menunggu alias antri. Seperti papan bunga, chatting stiker, foto grafer. Dan khusus untuk program Mesin CNC Router.
Dirinya optimis pangsa pasarnya tinggi dan bernilai jual yang baik lantaran masyarakat memiliki minat untuk membangun rumah hingga pernak pernik berbahan ukiran kayu.
Salah satu siswi DKV Rizka D mengakui dengan banyaknya pelajaran praktek yang di terapkan dirinya merasa betah di sekolah, dan orang tuannya pun senang karena untuk jajan terkadang tidak minta karena hasil penjualan kreatifitas yang dilakukan. (*)