Pesbar Akan Gelar STQ, Siapkan Kafilah Menuju MTQ Provinsi 2025
Kabag Kesra Setdakab Pesbar, Arfi Julizar. Foto _ dok.--
PESISIR TENGAH - Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) melalui Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) tengah memantapkan langkah dalam upaya mencetak kafilah terbaik yang akan mewakili daerah pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Provinsi Lampung tahun 2025. Salah satu upaya itu diwujudkan dengan menggelar Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) tingkat Kabupaten Pesbar yang dijadwalkan berlangsung pada awal November 2025.
Kabag Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Pesbar, Arfi Julizar, S.K.M., menjelaskan bahwa kegiatan STQ ini merupakan agenda penting yang dilaksanakan setiap tahun oleh LPTQ dalam rangka menumbuhkan semangat masyarakat untuk lebih mencintai dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an.
“Pelaksanaan STQ tingkat Kabupaten akan digelar selama dua hari, mulai Senin hingga Selasa, tanggal 3-4 November 2025. Kegiatan ini akan dipusatkan di MAN 1 Pesisir Barat,” katanya.
Menurut Arfi, seluruh kecamatan di Kabupaten Pesbar akan mengirimkan peserta terbaiknya untuk mengikuti berbagai cabang lomba dalam STQ tersebut. Masing-masing kecamatan telah menyiapkan perwakilan dari berbagai kategori usia dan bidang perlombaan, dengan harapan dapat menjaring peserta yang memiliki kemampuan unggul untuk dipersiapkan ke tingkat provinsi. Tangkai perlombaan dalam STQ kali ini mencakup berbagai cabang yang melibatkan peserta dari beragam golongan.
“Pada cabang Tilawah Al-Qur’an, misalnya, terdapat golongan anak-anak, remaja, dan dewasa yang akan menampilkan kemampuan membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan suara merdu dan tartil yang baik,” jelasnya.
Selain Tilawah Al-Qur’an, lanjutnya, juga akan diperlombakan cabang Tilawah Qira’at Sab’ah yang terbagi dalam dua kategori, yakni Murattal untuk golongan remaja dan dewasa, serta Mujawwad untuk golongan dewasa. Kategori ini menjadi salah satu ajang bergengsi karena membutuhkan kemampuan dan ketepatan tinggi dalam melantunkan bacaan sesuai dengan kaidah Qira’at. Bukan hanya itu, peserta juga akan berkompetisi dalam cabang Hifzil Qur’an yang menuntut ketekunan dan hafalan kuat terhadap ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam cabang ini, terdapat beberapa tingkatan hafalan, mulai dari 1 juz ditambah tilawah, 5 juz ditambah tilawah, 10 juz, 20 juz, hingga 30 juz.
“Peserta akan mengikuti tingkatan sesuai dengan kemampuan hafalan masing-masing. Ini menjadi salah satu ajang untuk menilai sejauh mana generasi muda Pesbar mampu menghafal sekaligus memahami makna ayat-ayat suci Al-Qur’an,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa cabang Tartil Al-Qur’an juga tidak kalah menarik. Pesertanya berasal dari golongan anak-anak yang akan menampilkan kemampuan membaca Al-Qur’an dengan tajwid yang benar, pelafalan yang jelas, serta irama yang sesuai dengan kaidah tartil. Melalui cabang ini, pemkab ingin menanamkan kebiasaan membaca Al-Qur’an dengan benar sejak usia dini. Hal ini penting untuk membentuk generasi Qur’ani yang cerdas dan berakhlak.
“Selain cabang-cabang utama tersebut, STQ juga menghadirkan kompetisi seni dan keilmuan yang menuntut kreativitas dan pemahaman mendalam terhadap isi Al-Qur’an,” jelasnya.
Salah satunya, kata dia, adalah Khattil Qur’an, yang diikuti oleh peserta dari semua golongan. Dalam cabang ini, peserta akan menampilkan kemampuan seni kaligrafi dengan berbagai gaya tulisan indah, seperti naskhi, tsulutsi, dan kufi. Khattil Qur’an bukan hanya soal keindahan tulisan, tapi juga tentang kehalusan jiwa dan penghormatan terhadap kalam Allah yang dituliskan dengan penuh ketelitian.
Tak kalah menarik, ada pula cabang Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ) yang menantang peserta untuk menulis karya ilmiah berbasis nilai-nilai Al-Qur’an. Melalui cabang ini, peserta diharapkan dapat menunjukkan kemampuan analisis dan penalaran ilmiah yang bersumber dari ajaran Islam.
“KTIQ menjadi sarana bagi generasi muda untuk mengembangkan gagasan-gagasan ilmiah yang berakar pada nilai-nilai Qur’ani, agar mereka mampu memadukan antara ilmu pengetahuan modern dengan ajaran Islam,” katanya.
Sementara itu, pada cabang Tafsir Al-Qur’an, peserta akan diuji kemampuan dalam memahami dan menafsirkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Perlombaan ini dibagi berdasarkan bahasa, yaitu Tafsir Bahasa Arab, Tafsir Bahasa Inggris, dan Tafsir Bahasa Indonesia. Pembagian ini bertujuan untuk menilai sejauh mana peserta memahami isi Al-Qur’an dalam berbagai konteks bahasa dan keilmuan.
“Cabang tafsir ini sangat penting karena menuntut kedalaman ilmu agama sekaligus kemampuan linguistik. Peserta harus benar-benar memahami isi kandungan Al-Qur’an sesuai kaidah bahasa yang digunakan,” jelasnya.