Fadli Zon: Tak Ada Bukti Soeharto Terlibat Genosida 1965
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut Presiden ke-2 RI Soeharto tak terbukti terlibat dalam pembantaian terhadap orang yang dituduh terafiliasi PKI pasca G30S. AFP PHOTO--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa Presiden ke-2 Republik Indonesia Soeharto tidak terbukti terlibat dalam peristiwa pembantaian terhadap orang-orang yang dituduh terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) pasca G30S 1965.
“Enggak pernah ada buktinya kan. Enggak pernah terbukti. Pelaku genosida apa? Enggak ada. Saya kira enggak ada itu,” kata Fadli di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (5/11).
Fadli menantang pihak-pihak yang menuduh Soeharto terlibat dalam genosida 1965 untuk membuktikannya dengan data sejarah yang kuat. Ia menegaskan, sejauh ini belum ada fakta historis maupun bukti hukum yang secara sah menunjukkan keterlibatan Soeharto dalam peristiwa berdarah tersebut.
“Mana buktinya? Kan kita bicara sejarah, fakta, dan data. Ada enggak? Enggak ada kan?” ujarnya.
Pernyataan ini muncul di tengah kontroversi publik soal usulan Kementerian Sosial untuk memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto.
Respons Penolakan dari Aktivis
Koalisi Gerakan Masyarakat Sipil Adili Soeharto (GEMAS) yang terdiri atas sejumlah organisasi HAM, termasuk KontraS, menilai usulan itu sebagai langkah yang mengecewakan.
“Tentu ini sebuah langkah yang mengecewakan tapi juga tidak mengagetkan,” ujar Koordinator KontraS Dimas Bagus Arya, Selasa (21/10).
Menurut GEMAS, pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto harus dikaji secara mendalam, terutama menyangkut rekam jejak pelanggaran HAM berat pada masa Orde Baru.
Latar Belakang Sejarah G30S
Peristiwa G30S 1965 dimulai dengan terbunuhnya enam jenderal dan satu perwira ABRI, yang kini dikenang sebagai Tujuh Pahlawan Revolusi. Setelah kejadian itu, Indonesia diguncang gelombang pembantaian massal terhadap simpatisan PKI, yang jumlah korbannya diperkirakan mencapai ratusan ribu jiwa.
Sejarawan Benedict Anderson memperkirakan sekitar 500 ribu orang tewas dalam rentetan kekerasan 1965–1966. Catatan serupa juga disampaikan dalam buku “Pembantaian PKI di Jawa dan Bali 1965–1966” karya Robert Cribb serta “Musim Menjagal” karya Geoffrey Robinson.
Hingga kini, versi sejarah mengenai siapa yang bertanggung jawab atas tragedi tersebut masih menjadi perdebatan. Ada yang menyebut PKI sebagai dalang utama, sementara teori lain menyebut konflik internal Angkatan Darat, intervensi CIA, hingga peran Soeharto sendiri dalam dinamika pasca peristiwa.
Konteks Politik dan Sejarah
Fadli Zon, yang juga dikenal sebagai politisi Partai Gerindra, menilai bahwa penilaian terhadap Soeharto sebaiknya dilakukan secara objektif dan proporsional, tidak hanya dari sisi kontroversi politik, melainkan juga kontribusi besar terhadap pembangunan nasional.
Isu ini mencuat bersamaan dengan wacana pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) untuk menetapkan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional, bersama beberapa tokoh lain seperti KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Marsinah.(*)