Miris! Petugas Damkar Bahkan Tidur di Tempat Tidak Layak
1711--
BALIKBUKIT - Kondisi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran (Damkar) di Kabupaten Lampung Barat khususnya di UPTD Damkar Sumberjaya memperihatinkan.
Hal tersebut disampaikan Ketua Badan Anggaran (Banang) DPRD Lampung Barat Edi Novial, saat mempimpin rapat pembahasan Rancangan Anggaran dan Pendapatan Daerah (RAPBD) Lampung Barat tahun anggaran 2024, dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) di Ruang Sidang Marghasana DPRD setempat, Jumat (17/11).
Menurut Edi Novial, keadaan kantor UPTD Damkar Sumberjaya memprihatinkan, dimana banyak pertugas yang saat beristirahat harus tidur di atas tempat yang tak layak, dengan kondisi kasur yang tipis.
”Saking tipisnya kasur ya sama aja mereka seperti tidur di atas papan, yang mana peran mereka itu sangatlah penting untuk kehidupan. Mereka punya tanggungjawab tugas yang beban yang cukup berat karena mereka ini kan bermain dengan risiko kematian ketika ada kebakaran mereka berani masuk ke dalam matiin apinya atau masih juga bisa mengamankan juga binatang buas,” ungkapnya.
Karena itu, ia berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah terkait fasilitas yang sudah kurang layak tersebut sehingga dapat menunjang kebutuhan petugas sesuai dengan tupoksinya.
”Kita manusiakan juga lah buat tim pemadam kebakaran ini karena mereka juga yang menjadi petugas utama saat keadaan kita sedang genting. Pertanyaan saya, apa ini memang enggak pernah dianggarkan atau memang sudah pernah dianggarkan cuma sudah lama,” kata dia.
Di tempat yang sama Anggota DPRD Lampung Barat Fraksi Golkar Bahrin Ayub, ikut mempertahankan hal tersebut sekaligus menyampaikan keluhan dari masyarakat Kecamatan Belalau, yang mana petugas damkar setempat selalu datang terlambat saat adanya kebakaran.
”Sebenarnya usulan dari masyarakat saya di Kenali itu sudah berapa kali itu terjadi kebakaran dalam beberapa waktu lalu, ini permasalahannya mengapa dia lambat untuk dipadamkan karena jauhnya mengambil air,” sebutnya.
Dirinya menyebut, keterlambatan petugas Damkar dalam melakukan pemadaman api ialah karena tempat pengambilan air sangatlah jauh dibandingkan kantor UPT setempat dengan tempat kebakaran.
”Jadi harapan kami tempat menampung air di samping kantor itu di rehab atau dibangun baru jadi ketika ada kebakaran entah itu di Kenali tadi atau Bedudu, bagaimana mereka langsung ngisi di situlah di samping kantornya ini sekarang kebakaran di Kenali mereka ke Waysemaka untuk mengambil air,” imbuhnya.
Dilain pihak, Kasatpol-PP, Damkar dan Penyelamatan Lampung Barat Haiza Rinsa mengaku pos Damkar UPTD Sumberjaya pernah diremajakan diperbarui kasur-kasur dan kelengkapan lain, namun sudah lama tidak kita adakan pengadaan lagi khusus pemadam kebakaran.
”Selama saya di Pol PP belum tapi saya lihat di kegiatannya sudah 10 tahun itu belum pernah diadakan sampai sekarang,” kata dia
Menurutnya, bahwa sekarang sudah saatnya untuk dilakukan peremajaan ulang yang dapat dimasukkan ke dalam anggaran tahun 2024.
”Sama-sama kita ketahui bahwa pemadam kebakaran ini yang ada di Lampung Barat ada namanya UPT adapun Unit Damkar ini yang sudah tua dan sering merongrong rusak satu di Kecamatan Balikbukit, dua di Kecamatan Waytenong dan Kecamatan Kebuntebu. Nah, ini perlu saya sampaikan bahwa biaya perawatan dan pemeliharaan selalu ada setiap tahun kita anggarkan namun demikian perlu kita pahami bahwa biaya pemeliharaan dan perawatan Unit Damkar ini beda dengan kendaraan pada umumnya,” pungkasnya. (nopri/haris)