Yudha Ajak Petani Kopi Tetap Jaga Kualitas dengan Tidak Terpengaruh Fluktuasi Harga Jual
Ilustrasi Kenaikan Harga Kopi--
AIRHITAM - Dengan kembali terjadinya trend positif, kenaikan harga jual biji kopi kering robusta di Kabupaten Lampung Barat dan Jumat 9 Agustus 2024 harga beli pengepul berkisar Rp57.000 - Rp60.000 per kilogram.
Setelah beberapa pekan ini mengalami penurunan hingga Rp52.000 per kilogram.
Mendapatkan tanggapan dari Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Yudha Setiawan.
Ia menegaskan bahwa terkait harga tidak sepenuhnya dapat ditetapkan melainkan kondisi harga basis dunia sesuai dengan nilai tukar mata uang rupiah dengan dolar.
BACA JUGA:Pembangunan Jalan Produksi Pekon Pahayu Jaya Kembali Dilanjut
Dimana saat harga kopi robusta Lampung Barat menyentuh Rp70.000 lebih, berbanding basis empat dolar dengan nilai tukar rupiah Rp16.000 lebih dan munculnya pengurangan permintaan pasar global.
Namun, demikian Yudha mengajak petani kopi Lampung Barat, tidak terpengaruh dengan fluktuasi harga jual.
Melainkan terus menjaga kualitas, seperti mengedepankan pemutilan (petik) merah.
Karena dengan kondisi panen saat buah sudah masak dan kualitas biji kopi lebih bagus.
BACA JUGA:Turnamen Sepak Bola Peratin Padang Cahya Cup II Dibuka
"Saya berharap petani kopi jangan terlalu berpengaruh dengan kondisi harga di pasaran, artinya karena harga jual masih tinggi buah kopi yang masih hijau tetap dipetik, sebab dengan begitu justru petani sendiri yang akan dirugikan seperti kualitas kopi yang kurang baik sehingga mempengaruhi nilai jual," sebutnya.
Selain itu pada musim kali ini hasil produksi kopi lebih baik daripada sebelumnya dan harga jual juga mengalami kenaikan yang signifikan.
Untuk musim panen mendatang, petani harus melakukan persiapan sejak saat ini. Yakni pertama pengelolaan area perkebunan yang baik dan tepat, serta penggunaan pupuk yang juga harus diperhatikan.
"Sekarang ini hasil kopi kita cukup baik, begitupun harga jual tinggi sehingga harapan kami petani dapat memanfaatkan hasil dengan membeli kebutuhan pengelolaan areal perkebunan, seperti pupuk dan lain sebagainya agar pada musim berikutnya hasilnya lebih baik lagi," imbuh dia.