Radarlambar.bacakoran.co- Banyak orang menghindari rumah berhantu karena ketakutan yang ditimbulkan. Berbagai gejala fisik, seperti keringat dingin, detak jantung yang cepat, hingga pernapasan yang terburu-buru, kerap menyertai pengalaman ini. Namun, tahukah Anda bahwa ketakutan yang muncul saat berada di rumah angker justru bisa memberi dampak positif bagi kesehatan?
Sebuah studi yang dipublikasikan oleh *IFL Science* mengungkapkan bahwa tinggal atau berada di tempat yang menakutkan, seperti rumah berhantu, dapat memicu reaksi fisik yang bermanfaat. Menurut penelitian, ketakutan bisa mengaktifkan sistem adrenalin tubuh yang memicu pelepasan hormon stres, membantu tubuh merespons dengan cepat terhadap bahaya atau ancaman.
Meningkatkan Imunitas dan Mengurangi Peradangan
Selain mempengaruhi reaksi fisik seperti detak jantung dan kewaspadaan, sistem adrenalin ini juga berperan dalam pengendalian sistem kekebalan tubuh. Studi tersebut menjelaskan bahwa respons ketakutan yang dihadapi saat berada di rumah hantu bisa mengurangi peradangan dalam tubuh—salah satu faktor utama yang berhubungan dengan penyakit kronis.
Penelitian terbaru di Denmark yang melibatkan 113 relawan berusia sekitar 29 tahun menguji dampak berada di rumah hantu terhadap kesehatan tubuh. Para peserta diminta untuk mengunjungi rumah hantu yang dihiasi penampakan menyeramkan seperti badut menakutkan dan zombie yang mengejar, sambil detak jantung mereka dimonitor dan darah mereka diambil tiga kali—sebelum, selama, dan setelah pengalaman tersebut.
Hasilnya menunjukkan bahwa bagi peserta yang memiliki kadar peradangan tinggi sebelumnya, 82% mengalami penurunan kadar peradangan tiga hari setelah berada di rumah hantu. Meski tidak ditemukan perubahan signifikan dalam tingkat inflamasi secara keseluruhan, penurunan kadar peradangan pada sebagian peserta menunjukkan potensi manfaat kesehatan dari rasa takut yang disengaja.
Ketakutan yang Menguntungkan?
Fenomena ini disebut oleh para ilmuwan sebagai "recreational fear"—ketakutan yang dirasakan untuk tujuan kesenangan, seperti saat menonton film horor atau berkunjung ke wahana rumah hantu. Meskipun ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, seperti tidak mempertimbangkan faktor eksternal seperti alkohol atau merokok, hasilnya membuka kemungkinan baru bagi penelitian tentang hubungan antara rasa takut dan kesehatan tubuh.
Meskipun tampaknya berada di rumah berhantu bukan cara utama untuk menjaga kesehatan, studi ini menunjukkan bahwa ketakutan yang terkendali dan terukur bisa memberi manfaat kesehatan jangka pendek, khususnya dalam mengurangi peradangan yang berisiko menyebabkan penyakit kronis.
Penelitian lebih lanjut tentu dibutuhkan untuk memahami dampak jangka panjangnya. Namun, siapa sangka, ketakutan yang datang dengan sensasi menyeramkan bisa menjadi cara yang tak terduga untuk meningkatkan kesehatan tubuh Anda.(*)