Bashar al-Assad Mengungsi ke Rusia, Diberikan Suaka Setelah Kehilangan Kendali atas Suriah

Senin 09 Dec 2024 - 13:39 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

Radarlambar.bacakoran.co -Presiden Suriah yang digulingkan, Bashar al-Assad, beserta keluarganya tiba di Moskow pada Ahad (8/12/2024), setelah Rusia memberikan suaka kepada mereka. Ini merupakan langkah yang diambil setelah situasi di Suriah semakin memburuk dengan jatuhnya beberapa wilayah penting ke tangan kelompok oposisi.

Menurut pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Rusia, pengunduran diri dan kepindahan Assad ke Moskow merupakan hasil dari negosiasi antara rezimnya dengan beberapa kelompok perlawanan bersenjata di Suriah. Dalam pernyataannya, Rusia juga menyampaikan bahwa Assad berharap perpindahan kekuasaan di Suriah bisa berlangsung secara damai.

Rusia secara konsisten mendukung penyelesaian politik dalam krisis Suriah dan menyerukan agar proses perundingan yang dimediasi oleh PBB diteruskan.

Pemerintah Rusia telah melakukan kontak ke perwakilan oposisi bersenjata Suriah yang menjamin keamanan terhadap pangkalan militer Rusia dan misi diplomatik di Suriah.

Bentrok Pasukan Rezim dan Oposisi

Setelah periode relatif tenang, bentrokan sengit antara pasukan rezim Assad dan kelompok oposisi kembali pecah pada 27 November 2024 di kawasan pedesaan barat Aleppo, sebuah kota penting di Suriah utara. Kelompok oposisi berhasil merebut beberapa wilayah strategis, termasuk pusat kota Aleppo pada 30 November dan Provinsi Idlib pada 5 Desember.

Kemajuan kelompok oposisi tak terhenti di situ; mereka juga berhasil merebut Kota Hama pada 5 Desember dan semakin mendekati ibu kota, Damaskus, yang jatuh pada Ahad (8/12) setelah pasukan pemerintah mundur dari berbagai fasilitas strategis, termasuk kementerian pertahanan dan bandara internasional.

Peningkatan Kontrol Oposisi dan Tantangan Baru bagi Rezim

Pada 1 Desember, Pasukan Nasional Suriah (SNA), salah satu kelompok oposisi, melancarkan serangan terhadap kelompok Kurdi PKK/YPG yang mendapat dukungan dari Turki. SNA berhasil merebut Kota Tel Rifaat, menambah tekanan terhadap rezim Assad yang semakin kehilangan kendali atas wilayahnya.

Rusia, sementara itu, menyatakan keprihatinannya atas situasi yang semakin memburuk di Suriah dan mendesak agar kekerasan dihentikan. Selain itu, Rusia menekankan pentingnya dialog politik yang inklusif yang mencakup seluruh kelompok etnis dan agama di Suriah, sesuai dengan amanat Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 2254.

Rusia juga menegaskan bahwa meskipun ada peningkatan ketegangan, pangkalan militer Rusia di Suriah tetap dalam kondisi siaga, meskipun tidak ada ancaman langsung terhadap personel militer Rusia yang ada di sana.

Dengan kemunduran rezim Assad dan semakin luasnya wilayah yang dikuasai oleh oposisi, masa depan pemerintahan Assad di Suriah kini dipertanyakan. Ketegangan ini menunjukkan bahwa pertempuran di Suriah belum berakhir, dan peran Rusia dalam proses penyelesaian politik sangat dinantikan.

Kategori :