BELALAU- SDN 1 Sukarame, yang terletak di Kecamatan Belalau, Kabupaten Lampung Barat, menjadi salah satu sekolah dasar di bumi beguai jejama sai betik, yang rtengah menghadapi berbagai kendala terkait kondisi fasilitas pendidikan yang sudah sangat memprihatinkan.
Meskipun memiliki semangat yang tinggi dalam menjalankan proses pendidikan, fasilitas yang ada di sekolah ini tidak lagi memadai, terutama ruang kelas belajar (RKB), perumahan guru, serta fasilitas pendukung lainnya.
Menurut PLT Kepala SDN 1 Sukarame, Tamrin S.Pd., kerusakan pada ruang kelas menjadi masalah utama. Beberapa ruang kelas mengalami kerusakan pada plafon yang sudah rapuh dan hancur. Selain itu, lantai di beberapa ruang kelas juga rusak, karena sejak pertama kali dibangun, ruang kelas ini belum pernah tersentuh perbaikan. Kerusakan tersebut sangat mengganggu kenyamanan belajar siswa.
“Plafon ruang kelas sudah banyak yang rusak dan hancur. Ketika hujan, air sering kali merembes masuk ke dalam kelas, dan hal ini sangat mengganggu kegiatan belajar. Lantai yang retak juga membuat siswa merasa tidak nyaman dan berisiko terjatuh. Kondisi ini sudah sangat mengkhawatirkan dan perlu penanganan segera,” ujar Tamrin.
Pembangunan sekolah ini memang telah lama, namun tidak ada pemeliharaan atau renovasi yang memadai sejak pertama kali dibangun. Kerusakan yang terjadi pada fasilitas ini semakin memperburuk proses belajar mengajar. Para siswa dan guru pun harus menghadapi tantangan besar untuk menjalani aktivitas pendidikan dengan fasilitas yang sangat terbatas.
Selain kerusakan pada ruang kelas, perumahan guru juga menjadi masalah yang tidak kalah penting. Gedung perumahan guru di SDN 1 Sukarame saat ini sudah tidak layak huni. Bangunan yang dulunya diperuntukkan sebagai tempat tinggal bagi guru kini beralih fungsi menjadi gudang, karena kondisi atap yang bocor, dinding yang retak, dan infrastruktur lainnya yang sudah rusak parah. Hal ini tentu mengganggu kesejahteraan para guru yang seharusnya mendapatkan tempat tinggal yang layak, terutama di daerah pedesaan seperti Sukarame.
“Perumahan guru kami memang sangat memprihatinkan. Gedung yang semula difungsikan sebagai tempat tinggal guru kini tidak bisa digunakan lagi. Para guru terpaksa tinggal di luar dan menghabiskan waktu perjalanan yang cukup jauh. Kami sangat berharap ada renovasi total untuk fasilitas ini agar guru-guru kami bisa tinggal dengan nyaman dekat dengan sekolah,” ujar Tamrin.
Kondisi kantor sekolah yang sempit dan tidak memadai juga menjadi hambatan dalam menjalankan tugas administrasi sekolah. Sebagai pusat pengelolaan administrasi dan kegiatan operasional sekolah, kantor yang sempit dan tidak terawat mempengaruhi efisiensi kerja, serta menghambat proses administrasi yang sangat penting untuk kelancaran kegiatan pendidikan.
Selain itu, masalah keamanan juga menjadi perhatian serius bagi SDN 1 Sukarame. Sekolah ini belum memiliki pagar keliling yang memadai, sehingga area sekolah terbuka dan rentan terhadap gangguan dari luar. Tanpa pagar, siswa dan guru tidak merasa aman, dan lingkungan sekolah pun menjadi rawan. Oleh karena itu, pihak sekolah berharap agar ada pembangunan pagar keliling untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan di lingkungan sekolah.
“Pagar sekolah sangat diperlukan untuk menjaga keamanan siswa dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Saat ini, sekolah kami belum memiliki pagar keliling, yang menyebabkan lingkungan sekolah terbuka dan rawan dari gangguan luar. Kami berharap ada perhatian untuk segera membangun pagar yang dapat memberikan rasa aman bagi siswa dan guru,” tambah Tamrin.
Sekolah ini sudah mengajukan permohonan renovasi kepada pemerintah daerah, namun sampai saat ini belum ada respon atau tindak lanjut yang memadai. Walaupun demikian, pihak sekolah terus berupaya untuk menjaga fasilitas yang ada dan memaksimalkan penggunaan ruang yang tersedia, meskipun kondisi yang ada jauh dari ideal.
“Harapan besar kini terletak pada pemerintah daerah dan pihak terkait untuk memberikan perhatian serius terhadap fasilitas pendidikan di SDN 1 Sukarame. Renovasi yang dibutuhkan tidak hanya untuk meningkatkan kenyamanan, tetapi juga untuk memastikan keselamatan siswa dan guru dalam menjalankan kegiatan Pendidikan,”pungkasnya (edi)