RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang kerap menjadi sorotan masyarakat, termasuk Generasi Z.
Secara sederhana, inflasi mengacu pada kenaikan harga barang dan jasa yang berlangsung secara terus-menerus dalam kurun waktu tertentu.
Namun, tidak semua kenaikan harga dapat dikategorikan sebagai inflasi.
Indikator utama dalam pengukuran inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI), yang merefleksikan perubahan harga rata-rata berbagai barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.
Untuk memastikan akurasi data, Badan Pusat Statistik (BPS) secara rutin melakukan survei guna membandingkan harga dari waktu ke waktu.
Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia, menggarisbawahi pentingnya peran aktif masyarakat, termasuk Generasi Z, dalam mengatasi dampak inflasi.
Oleh sebab itu, Generasi Z perlu memiliki strategi finansial yang tepat agar dapat beradaptasi dengan kondisi ekonomi yang dinamis. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diterapkan:
Pertama, mengelola pengeluaran dengan bijak merupakan hal mendasar yang perlu diperhatikan.
Generasi muda dapat mulai menyusun perencanaan keuangan yang terstruktur guna menghindari pengeluaran yang tidak diperlukan.
Dengan manajemen keuangan yang baik, seseorang akan lebih mampu mengontrol pola belanja dan menghindari perilaku konsumtif.
Kedua, memiliki dana darurat sangat penting dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.
Dana darurat berperan sebagai perlindungan finansial dalam situasi yang tidak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau lonjakan harga kebutuhan pokok.
Para ahli menyarankan agar dana darurat yang ideal setara dengan enam kali pengeluaran bulanan untuk memastikan kestabilan finansial.
Ketiga, mulai berinvestasi sejak dini menjadi langkah cerdas untuk membangun kestabilan keuangan di masa depan.
Saat ini, tersedia berbagai pilihan instrumen investasi yang dapat dimanfaatkan, seperti reksa dana, saham, deposito, obligasi, hingga logam mulia.