RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Denny Sumargo mengungkapkan penyesalannya setelah niat baiknya membantu Agus Salim mendapatkan dana untuk pengobatan pasca insiden penyiraman air keras berujung pada masalah yang lebih besar.
Kini, selain terlibat dalam kontroversi donasi, Yayasan Peduli Kemanusiaan yang didirikan oleh Pratiwi Noviyanthi, alias Teh Novi, juga dilanda konflik internal.
Denny mengungkapkan penyesalan atas keterlibatannya dalam masalah ini. Bahkan jika bisa ditarik kembali, dirinya tidak ingin terlibat sama sekali dalam urusan seperti ini.
"Saya merasa capek, banyak hal yang terbengkalai," ujarnya, merujuk pada komplikasi yang timbul dalam proses penanganan donasi.
Selain mengeluhkan soal urusan yang terbengkalai, Denny juga mengungkapkan bahwa dirinya telah mengeluarkan sejumlah uang untuk menyelesaikan masalah donasi ini.
Saat konflik semakin memanas, Denny memutuskan untuk menyalurkan dana senilai Rp1,3 miliar kepada korban bencana alam di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Keputusan ini diambil setelah berkoordinasi dengan Garry Julian, Plt. Ketua Yayasan Peduli Kemanusiaan, dan mendapatkan persetujuan dari Pablo Benua, kuasa hukum para donatur.
Namun, Denny juga menyebutkan bahwa ia telah menyiapkan dana cadangan senilai Rp1,3 miliar lagi jika Agus memenangkan gugatan perdata yang sedang berlangsung.
Dalam sebuah video di TikTok yang diunggah akun@tono7788, Denny mengaku telah menyiapkan dana itu sebagai bentuk antisipasi jika gugatan Agus menang.
“Saya ikhlas memberikan itu,” jelas Denny.
Selain itu, Denny juga memberikan tambahan dana sekitar Rp300 hingga 400 juta untuk mendukung donasi yang disalurkan ke NTT.
"Semua dana itu sudah saya alokasikan ke NTT, termasuk tambahan dari saya pribadi lewat dana CSR. Saya mengeluarkan uang pribadi untuk membantu menyelesaikan masalah donasi ini,” ujar Denny.
Denny juga menyebutkan bahwa ia menambahkan Rp100 juta lagi untuk biaya audit yayasan oleh akuntan independen.
Dana tersebut dikeluarkan karena saldo rekening yayasan hanya tersisa Rp2-3 juta setelah dana donasi Agus ditarik.
Dana Rp100 juta itu digunakan untuk audit yang memang diwajibkan oleh Kemensos setiap tahun, ungkap Denny.