Dedi Mulyadi Klarifikasi Penyebab Banjir di Jawa Barat, Sebut Tiga Faktor Utama

Kamis 13 Mar 2025 - 14:21 WIB
Reporter : Lusiana Purba
Editor : Budi Setiawan

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan klarifikasi terkait banjir yang melanda beberapa daerah di Jawa Barat beberapa waktu lalu. Ia membantah anggapan bahwa hujan ekstrem menjadi penyebab utama terjadinya banjir. 

Sebelumnya, beberapa pejabat, termasuk Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Lilik Retno Cahyadiningsih, menyatakan bahwa hujan ekstrem adalah faktor utama.

Menurut Dedi, ada tiga faktor utama yang menjadi penyebab banjir di wilayah tersebut. Pertama, perubahan fungsi lahan di daerah hulu. Kawasan yang semula berfungsi sebagai resapan air, seperti gunung, hutan, dan perkebunan, kini telah dialihfungsikan menjadi area permukiman dan kawasan wisata. Hal ini mengurangi kapasitas alam untuk menyerap air hujan, yang mengarah pada peningkatan volume air yang mengalir ke kawasan pemukiman.

Dedi menyampaikan penjelasan ini setelah bertemu dengan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, serta beberapa kepala daerah dari Jawa Barat di Jakarta, pada Rabu (12/3/2025).

"Cuaca saat ini tidak tergolong ekstrem. Hujan yang terjadi masih tergolong dalam kategori normal, dengan intensitas 20 hingga 30 mm. Ini masih jauh dari ambang batas yang bisa disebut sebagai hujan ekstrem," jelas Dedi.

Faktor kedua adalah penyempitan dan pendangkalan bantaran sungai. Banyak wilayah permukiman dibangun di kawasan yang seharusnya menjadi daerah aliran sungai (DAS), yang menyebabkan perubahan aliran air dan meningkatkan potensi banjir. Dedi mengingatkan bahwa sebelumnya ada upaya dari Kementerian Pekerjaan Umum yang mengubah kawasan DAS dengan cara memagarnya, yang berujung pada air yang menggenangi kawasan pemukiman.

Faktor ketiga adalah pengalihfungsian lahan pertanian dan rawa menjadi kawasan pemukiman. Proses ini mengurangi kemampuan lahan untuk menampung air hujan, yang semakin memperburuk situasi banjir, dengan ketinggian air yang bisa mencapai hingga 2,5 meter. (*)

Kategori :