Gugur dalam Tugas: Pilot F-16 Ukraina Maksym Ustymenko Tewas Saat Tangkis Serangan Terbesar Rusia

Selasa 01 Jul 2025 - 15:02 WIB
Reporter : Nopriadi
Editor : Nopriadi

Radarlambar.bacakoran.co -Langit Ukraina kembali memerah oleh serangan besar-besaran Rusia akhir pekan lalu. Dalam serangan udara yang diklaim sebagai salah satu yang paling dahsyat sejak awal invasi, Ukraina kehilangan salah satu pilot tempur terbaiknya: Letnan Kolonel Maksym Ustymenko.

Maksym bukan pilot biasa. Ia dikenal sebagai sosok yang tangguh dan telah mengukir reputasi sebagai andalan Ukraina dalam mengoperasikan jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat—armada strategis yang baru dioperasikan Ukraina sejak pertengahan 2024.

Namun pada malam naas itu, Ustymenko harus mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan warga sipil. Ia gugur setelah berhasil menembak jatuh tujuh sasaran udara musuh. Saat pesawatnya terkena kerusakan parah di tengah misi, ia masih sempat mencoba mengarahkan jet menjauh dari permukiman. Sayangnya, waktu tidak berpihak padanya.

Serangan Udara Terbesar
Serangan udara yang terjadi pada Minggu malam, 30 Juni 2025, melibatkan 477 drone dan 60 rudal yang menghantam enam wilayah Ukraina. Ini menjadi salah satu malam tergelap sejak konflik dengan Rusia meletus dua tahun silam.

Menurut Juru Bicara Angkatan Udara Ukraina, Yuriy Ihnat, jumlah senjata yang digunakan dalam satu malam itu belum pernah terjadi sebelumnya. Targetnya tersebar, bahkan menjangkau bagian barat Ukraina yang sebelumnya relatif aman.

Ustymenko, dalam misi terakhirnya, dikabarkan telah menggunakan seluruh amunisi di pesawat untuk menahan gempuran dari udara. Ia tetap berada di kokpit hingga akhir, hingga pesawat kehilangan ketinggian dan jatuh sebelum ia sempat keluar.

“Dia berusaha menghindari kawasan sipil hingga detik terakhir,” ujar Ihnat dalam pernyataan resmi militer.

Penghormatan dari Zelensky
Presiden Volodymyr Zelensky menyampaikan duka dan penghormatan mendalam atas pengorbanan Ustymenko. Baginya, sosok Ustymenko adalah simbol keteguhan dan keberanian Angkatan Udara Ukraina.

“Dia dan rekan-rekannya mempertaruhkan nyawa demi langit Ukraina,” kata Zelensky. Ia menegaskan bahwa serangan yang terus menggempur kota-kota Ukraina membuktikan betapa pentingnya perlindungan pertahanan udara bagi negara tersebut.

Dalam pernyataannya, Zelensky kembali menyerukan kepada negara-negara Barat untuk mempercepat dukungan sistem pertahanan udara. Ukraina, menurutnya, siap membeli sistem Patriot tambahan dari Amerika Serikat—salah satu sistem yang diyakini mampu menghadapi rudal balistik dan hipersonik Rusia.

211 Drone dan 38 Rudal Dijatuhkan
Meski serangan begitu masif, Ukraina mencatat keberhasilan dalam menahan sebagian besar ancaman. Angkatan Udara menyebut berhasil menjatuhkan 211 drone dan 38 rudal dalam semalam. Namun tetap saja, serangan itu menyebabkan kerusakan parah di berbagai wilayah.

Di Smila, wilayah Cherkasy, serangan menyebabkan luka-luka pada sedikitnya 11 warga sipil, termasuk dua anak-anak. Puing-puing menghantam tiga gedung apartemen, merusak rumah warga, kendaraan, hingga fasilitas umum seperti sekolah dan rumah sakit jiwa.

Rusia Klaim Serang Target Militer
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa serangan ditujukan pada fasilitas industri militer dan kilang minyak. Namun pemerintah Ukraina menegaskan bahwa banyak infrastruktur sipil ikut menjadi korban.

Upaya evakuasi dan pemulihan terus berlangsung. Kepala Administrasi Militer Cherkasy, Ihor Taburets, menyebut bahwa skala kerusakan besar dan butuh waktu untuk memulihkan kondisi.

Nyawa yang Jadi Tameng
Kisah gugurnya Letkol Maksym Ustymenko menjadi pengingat bahwa perang ini masih jauh dari selesai. Bagi warga Ukraina, kehilangan ini bukan sekadar statistik—tetapi nyawa yang nyata, yang melindungi tanah air mereka dari kehancuran yang terus mengancam dari udara. (*)

Kategori :