RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Penangkapan Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer atau yang akrab disapa Noel, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi sorotan tajam publik. Noel diamankan dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Jakarta Rabu malam (20/8) bersama sembilan orang lainnya.
Dari operasi tersebut, penyidik turut menyita uang tunai sejumlah kendaraan mewah hingga motor besar merek Ducati. Bahkan salah satu ruangan di kantor Kementerian Ketenagakerjaan langsung disegel.
Presiden Prabowo Subianto melalui Menteri Sekretaris Negara menegaskan rasa penyesalan mendalam atas kejadian tersebut. Padahal sejak awal dirinya telah berulang kali mengingatkan jajaran Kabinet Merah Putih agar tidak terlibat praktik korupsi. Peringatan itu bukan hanya sebatas imbauan melainkan bagian dari komitmen pemerintah untuk menegakkan integritas dan memberantas korupsi mulai dari lingkaran terdekat, yakni para menteri dan pejabat negara.
Meski begitu, Presiden tidak menunjukkan keterkejutan berlebihan. Baginya, kasus Noel harus menjadi pelajaran penting sekaligus alarm keras bagi seluruh aparatur negara. Prabowo menilai, kejadian ini menegaskan kembali pentingnya menjaga komitmen pemberantasan korupsi dalam setiap langkah kerja pemerintah.
KPK menyebut, OTT ini berkaitan dengan dugaan pemerasan terhadap perusahaan yang mengurus sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Lembaga antirasuah itu kini memiliki waktu 1x24 jam untuk menetapkan status hukum Noel bersama sembilan orang lain yang turut ditangkap.
Kasus ini jelas mencoreng wajah pemerintahan, sekaligus menjadi pukulan bagi upaya menjaga kepercayaan publik. Namun, di sisi lain, penangkapan tersebut juga menjadi momentum untuk mempertegas sikap pemerintah dalam menolak segala bentuk penyalahgunaan jabatan.
Bagi Presiden, OTT terhadap Noel bukan hanya persoalan individu, melainkan peringatan keras bagi seluruh pejabat negara. Ia berharap, tidak ada lagi celah yang dimanfaatkan untuk memperkaya diri sendiri dengan mengorbankan kepercayaan rakyat. (*/rinto)