RADARLAMBARBACAKORAN.CO — Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) menghadapi periode paling suram dalam sejarah hampir 100 tahun keberadaannya setelah FIFA menolak banding terkait kasus pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia.
FAM terbukti mengubah tempat lahir kakek atau nenek pemain untuk memenuhi syarat naturalisasi. Akibatnya, FAM harus membayar denda sebesar 350.000 franc Swiss. Kasus ini menimbulkan kekecewaan besar di kalangan penggemar dan media lokal, termasuk New Straits Times.
Jurnalis Ajitpal Singh menilai sanksi FIFA seperti “kartu merah” yang tak terduga bagi FAM. Ia menjelaskan bahwa meski banyak negara tengah menjalankan proyek naturalisasi, Malaysia justru berakhir dengan sanksi akibat pemalsuan dokumen.
Singh membandingkan nasib FAM dengan Timor Leste pada 2017, yang diskors oleh AFC karena pelanggaran serupa. Ia menekankan bahwa kasus Malaysia menjadi peringatan bagi negara lain agar tidak melewati “zona abu-abu kelayakan” dalam naturalisasi pemain.
Kasus ini menegaskan bahwa dalam sepak bola internasional modern, legalitas dokumen dan keturunan pemain sama pentingnya dengan kemampuan bermain di lapangan.