Evakuasi Harimau di BNS, Tim akan Tambah Kandang Jebakan

Sabtu 02 Mar 2024 - 22:35 WIB
Reporter : Nopri
Editor : lusiana

BALIKBUKIT - Tim dari Balai Besar TNBBS, TNI, Polri, BKSDA, WCS serta support dari Dirjen Gakkum Wilayah Sumatera, serta pihak yang terlibat lainnya tergabung Tim Penanganan Interaksi Negatif Satwa Liar dengan Manusia, terus melakukan upaya-upaya evakuasi terhadap harimau sumatera (panthera tigris sumatrae).

Tim ini berencana menambah jumlah kandang jebak (perangkap) harimau di Pekon Bumihantatai yang menjadi lokasi terakhir harimau Sumatera memangsa warga beberapa waktu lalu.

Camat Bandarnegeri Suoh, Mandala Harto mengatakan, pihak BKSDA berencana dan mengupayakan penambahan pemasangan perangkap baru pada sekitar kawasan strategis (lalu lintas harimau).

“Saat ini sudah dua perangkap yang sudah terpasang hingga saat ini belum ada hasilnya. Untuk itu, focus sementara masih di wilayah Kecamatan Bandarnegeri Suoh. Sesuai hasil pemantauan tim pencari jejak. Sampai saat ini, 4 tim masih bekerja di lokasi pada tiga posko yang ada,” ungkap Mandala.

Dijelaskan, tiga posko penanganan harimau itu ada di tiga lokasi yaitu Talang Lampung, Talang Dul, dan Talang Makmur. Setiap tim memiliki tugasnya masing-masing, yaitu ada tim pemantauan dan pencari jejak serta tim perangkap.

“Dari pemantauan kamera pengintai yang sudah terpasang, petugas juga belum mendapatkan gambarnya (harimau melintas),” kata dia.

Sementara itu, Koordinator Penanganan Konflik Satwa Harimau, Kapten Inf. Suroto yang juga Komandan Koramil Batubrak, mengatakan pihak BKSDA rencananya akan menambah dua perangkap. Pemasangan perangkap baru itu untuk di lokasi yang menjadi lintasan harimau yang memangsa manusia itu. 

”Perangkap tersebut informasinya sedang diupayakan didatangkan dari daerah Lahat,” kata Suroto.

Ia mengaku saat ini tim Satgas fokus melakukan upaya penangkapan harimau. Sementara terkait penemuan jejak kaki harimau di Pekon Sukabumi, Kecamatan Batubrak tersebut, belum jelas jejak harimau yang dimaksud atau bukan (harimau yang memangsa warga).

“Harimau di kawasan ini jumlahnya masih ratusan. Di Pekon Sukabumi itu sangat dimungkinkan ada harimau yang berbeda. Kalau harimau yang mau ditangkap ini adalah harimau yang telah memangsa manusia itu,” kata Suroto.

Terusnya, upaya penangkapan harimau terkendala cuaca. Di mana pada saat melakukan penggiringan, sering turun hujan sehingga petugas tidak bisa melanjutkan akibat medan yang tidak memungkinkan.

”Ketika menemukan jejaknya, kami berupaya menggiringnya ke arah kawasan. Tapi selalu gagal karena hujan,” imbuhnya. (*)

 

Kategori :