Radar Lambar - Dinamika Konflik Satwa yang terjadi di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) Kabupaten Lampung Barat, dinilai meresahkan masyarakat setempat.
Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BB-TNBBS) dan Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Bengkulu Skw III Lampung, bersama TNI, Polres Lambar, Pemkab Lambar dan masyarakat akan kemnali melakukan penghalauan satwa gajah untuk kembali ke Habitatnya, yakni Ke Hutan Konservasi TNBBS.
Menurut Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III Lampung, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Apriyan Sucipto, SH, MH., mengungkapkan, beberapa wilayah Sumatera Selatan diketahui menjadi habitat gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus).
Menurut dia, dikarenakan habitatnya yang semakin menyempit dan terfragmentasi, sehingga keberadaan mamalia raksasa ini mengalami keterancaman.
"Beberapa kasus konflik antara manusia dan gajah kerap terjadi di wilayah-wilayah yang teridentifikasi sebagai habitat gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus)," ungkap Apriyan Sucipto, Minggu 30 Maret 2024.
Ia melanjutkan, Tim Mahout beserta Gajah yang akan didatangkan sebanyak tiga Personil yakni Supriyadi, Miskun dan Dwi dari Resort Pemerihan diharapkan mampu menggiring Satwa Gajah untuk kembali ke Habitatnya.
Seperti diketahui, Kawanan gajah liar belum lama ini memasuki pemakaman dan merusak tanaman padi dan jagung milik masyarakat Pekon Suka Marga Kecamatan Suoh Kabupaten Lampung Barat, bertepatan saat masyarakat melaksanakan shalat taraweh.
Akibatnya, sejumlah makam rusak, begitu juga tanaman padi milik masyarakat siap panen juga rusak akibat diinjak-injak oleh kawanan gajah yang berjumlah sekitar 18 ekor yang telah mendiami sekitar daau minyak, salah satu destinasi wisata di wilayah itu.
Satgas saat ini tidak bisa berbuat banyak, dimana hanya melakukan pemantauan dan juga blokade agar kawanan gajah tidak merangsek masuk ke permukiman masyarakat. *