SUOH – Harga jual gabah kering giling (GKG) usai berlangsungnya panen raya di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) Kabupaten Lampung Barat (Lambar), justru terus mengalami penurunan. Kini harga jual GKG sekitar Rp610 ribu/kilogram, harga yang jauh menurun dan kurang menguntungkan bagi petani.
Padahal, wilayah Kecamatan Suoh dan BNS menjadi daerah sentra penghasil gabah. Bahkan menjadi mata pencaharian terbesar bagi sebagian petani di wilayah tersebut, selain perekonomian mereka ditopang oleh sektor perkebunan seperti kopi dan kakao.
”Iya, sejak memasuki masa panen beberapa waktu lalu, harga jual gabah turun, dari sebelumnya sempat mencapai Rp720 ribu perkilogram, kini hanya Rp610 ribu perkilogram, tentu turunnya harga ini kurang menguntungkan bagi kami petani,” ungkap Yusrizal, seorang petani di Kecamatan BNS, Minggu 19 Mei 2024.
Menurutnya, panen raya kali ini bertepatan dengan menjelang tahun ajaran baru sekolah, sehingga hasil panen banyak dimanfaatkan petani untuk mempersiapkan biaya sekolah anak-anaknya.
”banyak masyarakat petani seperti kami mengandalkan hasil panen padi untuk membantu biaya sekolah anak, selain dari sumber lainnya seperti kebun kopi dan kakao, sehingga harga jual tentu sangat diharapkan bisa berpihak kepada petani, sehingga selain untuk membantu biaya sekolah juga bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan lainnya,” kata dia.
Menurutnya, sebagian besar hasil panen raya cukup baik, meskipun di beberapa wilayah petani mengalami kerugian bahkan tidak bisa menikmati hasil panennya, lantaran terdampak banjir. Namun sebagian petani lainnya, meraup keuntungan setelah panen berlangsung.
”Alhamdulillah sebagia besar petani mendapatkan hasil yang lumayan, karena hasil panennya cukup bagus, hanya saja ada beberapa wilayah yang beberaa waktu lalu terdampak banjir, yang tentunya petani merugi,” tandasnya. *