LUMBOKSEMINUNG - Jahe gajah yang menjadi salah satu tanaman rempah menjadi komoditas unggulan yang banyak di tanam oleh petani di Pekon Lombok Selatan, Kecamatan Lumbokseminung, Kabupaten Lampung Barat (Lambar). Saat ini tanaman jahe gajah di wilayah itu mulai memasuki masa panen.
Hendra, salah salah satu petani jahe mengatakan, komoditas jahe memang menjadi salah satu komoditi tanaman obat yang banyak ditanam oleh petani di wilayah setempat. Hal itu juga didukung dari tekstur tanah yang sangat cocok untuk tanaman alternatif selain tanaman kopi, coklat dan kayu manis.
“Petani disini memang terdorong untuk terus melakukan pengembangan lahan agar pendapatan petani bertambah salah satunya dengan melakukan budidaya tanaman jahe merah. Meski tanaman ini memiliki waktu panen yang relatif lama atau berkisar sembilan bulan, namun harganya sangat menjanjikan dan sangat mudah dipasarkan dan saat ini beberapa petani sudah mulai masuki panen,” ungkapnya.
Menurutnya, budidaya tanaman jahe merah ini memiliki prospek bisnis yang baik dan hasil tanamnya selalu menguntungkan. “Dari lahan seluas satu hektare ini biasanya dapat menghasilkan 7-8 ton jahe dalam sekali panen, dengan harga Rp2.000 perkilogram,” jelasnya
Harga tersebut, kata Hendra, terbilang anjlok karena biasanya bisa mencapai Rp4.000 perkilogram. Kondisi itulah yang menjadi keluhan petani jahe selama ini, harga yang tidak stabil membuat petani tak jarang hanya bisa mengembalikan modal.
“Ketidakstabilan harga itu ya terkadang naik dan kadang juga anjlok sehingga kami berharap pemerintah dapat memberikan perhatian terkait harga jual salah satu tanaman rempah yang banyak dicari ini,” harapnya. *