BALIKBUKIT - Sri Nurwijayanti, S.S., sempat menyinggung terkait dengan kesetaraan gender dan juga untuk tidak saling menjatuhkan, pada pidato perdananya sebagai Pimpinan DPRD Kabupaten Lampung Barat (Lambar) sementara, usai menerima penyerahan pataka dan palu sidang dari ketua DPRD Lambar periode 2019-2024 Edi Novial, S.Kom., setelah prosesi pelantikan Caleg terpilih periode 2024-2029, di ruang sidang Marghasana DPRD setempat, Senin 19 Agustus 2024.
Sri Nurwijayanti yang juga Bendahara DPC PDI Perjuangan Lambar tersebut menyampaikan, sejarah bagi Lambar yang mencatat ketua DPRD adalah seorang perempuan, hal ini menunjukkan kualitas Demokrasi sudah mulai maju, keseteraan gender semakin baik.
Menurut wanita berhijab tersebut, tidak ada demokrasi tanpa ada kesetaraan gender, karena hak perempuan dan laki adalah sama didalam bernegara dan berbangsa.
"Peletakan Demokrasi ini tidak lepas dari peran Ketua DPC PDI Perjuangan bapak Parosil Mabsus, karenanya saya haturkan salam hormat saya sebab tanpa rekomendasi bapak mungkin hari ini tidak bisa menjadi Ketua sementara ini," ungkapnya, seraya menyanjung Parosil merupakan anak Reformasi dan kader PDI Purjuangan tulen.
Terusnya, substansi gerakan PDI Perjuangan adalah perjuangan gender dan pembatasan kekuasaan, sehingga lahirlah ketentuan yang membatasi jabatan Presiden hanya dibatasi dua periode dan perempuan pertama yang menjadi Presiden adalah ketua umum PDI Perjuangan Prof. Dr Megawati Sukarnoputri.
"Saya menyadari untuk sampai ke titik ini perjalanan kita untuk menjadi anggota DPRD ini tidak lah mudah penuh aral, rintangan, pengorbanan bahkan dengan tetesan darah dan airmata," ujarnya.
"Hal ini kita lakukan belum ada bandingannya dengan apa yang dilakukan oleh para pahlawan kita yang merebut kemerdekaan dari penjajah," sambungnya.
Oleh karena itu, Sri Nurwijayanti mengungkapkan, sebagai insan yang ingin mengabdi dan memberi manfaat kepada sejarah bangsa ini, terutama berperan serta ikut dalam mengambil kebijakan yang mensejahterakan masyarakat.
Maka ia berharap semua dapat menjalankan tugas dan fungsi masing-masing secara baik bekerja sama kolektif dan kolegial, saling mengingatkan dan paling penting saling melindungi dan tidak saling menjatuhkan.
"Khoirunnas anfauhum linnas, sebaik-baiknya manusia adalah yang memberi manfaat bagi orang lain," tandas Sri Nurwijayanti mengutip hadis riwayat Ahmad. *