Malapetaka Baru Ancam Eropa? Ukraina Resmi Putus Aliran Gas Rusia

JALUR - Gas Rusia di Ukraina.//Foto : Kumparan--



Radarlambar.Bacakoran.co – Situasi baru muncul di Eropa setelah Ukraina menghentikan aliran gas Rusia yang melalui wilayahnya pada Rabu pagi. Penghentian ini dilakukan pada pukul 05.00 waktu setempat, setelah perusahaan energi Rusia, Gazprom, mengonfirmasi bahwa Ukraina tidak memperbarui perjanjian transit.

Penghentian ini tidak diprediksi akan memberikan dampak besar terhadap harga gas konsumen di Uni Eropa (UE), berbeda dengan situasi pada 2022 ketika perang Rusia-Ukraina baru dimulai. Saat itu, pengurangan pasokan gas Rusia secara signifikan memicu kenaikan harga energi, memperburuk krisis ekonomi, dan melemahkan daya saing kawasan.

Pembeli terakhir gas Rusia di UE adalah Slowakia dan Austria yang sudah mengamankan pasokan dari sumber alternatif. Sementara itu, Hongaria akan tetap menerima pasokan melalui jalur TurkStream yang melintasi Laut Hitam.

Namun, penghentian ini berdampak langsung pada wilayah Transdniestria, kawasan pro-Rusia yang memisahkan diri dari Moldova. Pasokan pemanas dan air panas di wilayah tersebut terganggu, memaksa penduduk untuk mengandalkan pemanas listrik serta cara-cara alternatif untuk menjaga kehangatan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyebut keputusan ini sebagai "pukulan besar bagi Rusia". Ia juga meminta Amerika Serikat untuk membantu meningkatkan pasokan gas ke Eropa, agar kawasan tersebut tidak lagi bergantung pada energi Rusia.

"Semakin banyak pasokan dari mitra sejati Eropa, semakin cepat kita mengatasi dampak ketergantungan energi ini," tulis Zelenskiy di Telegram. Selain itu, ia mengajak negara-negara Eropa untuk membantu Moldova menghadapi transisi energi di tengah situasi ini.

Menteri Energi Ukraina, German Galushchenko, menegaskan bahwa keputusan ini merupakan langkah historis yang menunjukkan dampak besar bagi Rusia, baik secara pasar maupun finansial. Meski demikian, Ukraina juga menghadapi kerugian ekonomi, mengingat pendapatan dari biaya transit gas Rusia yang mencapai sekitar USD 1 miliar per tahun akan hilang.

Untuk mengatasi situasi ini, Ukraina berencana menaikkan tarif transmisi gas bagi konsumen domestik, meski langkah ini diprediksi dapat membebani industri lokal hingga 1,6 miliar hryvnia per tahun.

Rusia sendiri diperkirakan kehilangan sekitar USD 5 miliar dari penurunan penjualan gas. Pada 2023, volume gas yang dikirim melalui Ukraina hanya sekitar 15 miliar meter kubik, turun drastis dibandingkan 65 miliar meter kubik saat kontrak lima tahun dimulai pada 2020.

Komisi Eropa menegaskan bahwa kawasan tersebut telah mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi ini. Infrastruktur energi Eropa kini lebih fleksibel dan didukung oleh peningkatan kapasitas impor gas alam cair (LNG) sejak 2022.

Sejak perang Rusia-Ukraina dimulai ternyata UE telah mengurangi ketergantungannya pada energi Rusia. Uni Eropa kini mendapatkan lebih banyak pasokan gas dari Norwegia, Qatar, dan Amerika Serikat, menjauh dari ketergantungan terhadap Rusia yang sebelumnya mendominasi hingga 35% pasar energi Eropa(*).

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan