Kapal Tradisional Indonesia: Warisan Maritim yang Tangguh

Kapal Pinisi / Foto--Freepik--
3. Jalur: Warisan Leluhur dari Riau
Di Provinsi Riau, terdapat perahu tradisional yang dikenal dengan nama Jalur.
Perahu ini dibuat dari kayu gelondongan utuh tanpa sambungan dan telah digunakan oleh masyarakat Kuansing secara turun-temurun sebagai alat transportasi di sepanjang Sungai Kuantan.
Kini, perahu Jalur menjadi ikon wisata dalam Festival Pacu Jalur, sebuah kompetisi balap perahu tradisional yang digelar setiap tahun.
Festival ini tidak hanya menjadi ajang lomba, tetapi juga sarana untuk melestarikan budaya dan tradisi leluhur.
4. Bidar: Perahu Legendaris dari Palembang
Bidar adalah perahu tradisional dari Palembang, Sumatera Selatan, dengan panjang sekitar 24-30 meter dan mampu menampung hingga 58 orang.
Menurut tradisi setempat, perahu ini hanya boleh dinaiki oleh pria. Nama Bidar berasal dari bahasa Palembang yang berarti “biduk lancar.”
Kini, perahu Bidar menjadi bagian dari Festival Perahu Bidar, yang diadakan setiap tahun di Sungai Musi sebagai upaya melestarikan warisan budaya maritim Palembang.
5. Pencalang: Kapal Mata-Mata dari Riau
Pencalang adalah kapal tradisional yang digunakan oleh masyarakat Riau dan Semenanjung Melayu untuk berlayar dan memata-matai musuh.
Dalam bahasa Melayu, pencalang berarti “mengintai” atau “mengintip.” Jejak sejarah pencalang dapat dilihat pada relief Candi Borobudur dan tercatat telah digunakan pada masa Kerajaan Majapahit untuk berdagang maupun berperang.