Radarlambar.Bacakoran.co - Kasus dugaan penganiayaan yang melibatkan Guru Supriyani dan siswa yang merupakan anak seorang anggota polisi, Aipda WH, di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), semakin memanas. Baru-baru ini, muncul perkembangan baru dalam penyidikan, yang mengungkapkan bahwa anak Aipda WH sebenarnya mengaku tidak dipukul, melainkan jatuh di sawah.
Pernyataan mengejutkan ini diungkapkan oleh seorang saksi yang berinisial L, yang memberikan kesaksian saat menjalani pemeriksaan di Propam pada Rabu (6/11/2024). Menurut L, anak Aipda WH awalnya sempat mengatakan bahwa luka-lukanya disebabkan oleh kecelakaan saat jatuh di sawah, bukan akibat kekerasan yang dilakukan oleh Supriyani.
Namun, cerita itu berubah setelah Aipda WH menghubungi L dan bertanya tentang dugaan penganiayaan terhadap anaknya. "Orang tua anak itu sempat mengklaim bahwa anaknya dipukuli oleh Ibu Supriyani," kata L. L kemudian melanjutkan, “Saya tanya lagi soal peristiwa tersebut, 'Dia pakai seragam apa waktu itu?' Aipda WH menjawab, 'Baju batik.' Dan saya pun menjelaskan bahwa seragam batik dipakai anak-anak pada hari Rabu atau Kamis."
Setelah mendapatkan informasi tersebut, L pun berinisiatif untuk memeriksa kembali keterangan dari korban. Namun, ketika L menghubungi anak Aipda WH untuk memastikan, tiba-tiba ponsel anak tersebut direbut oleh Aipda WH. "Saat saya bertanya lagi, HP anak itu langsung diambil oleh Pak Bowo (Aipda WH)," ungkap L.
Sejauh ini, L menyatakan bahwa dia tidak pernah melihat secara langsung kejadian yang dituduhkan pada Supriyani. “Saya tidak pernah menyaksikan kejadian pemukulan itu,” ujar L saat memberikan kesaksian di Propam.
Kasus ini telah menarik perhatian publik, terutama setelah Guru Supriyani memberikan pernyataan di hadapan majelis hakim Pengadilan Negeri Andoolo, pada Kamis (7/11/2024). Dalam sidang tersebut, Supriyani tak kuasa menahan air mata saat mengungkapkan bahwa dia telah meminta maaf kepada Aipda WH dan istri serta keluarga anak tersebut. Supriyani juga menjelaskan bahwa dia meminta maaf dalam lima pertemuan mediasi sebelum kasus ini dibawa ke pengadilan.
Meskipun sempat ditahan dan dilaporkan oleh keluarga korban, Supriyani dengan tegas membantah tuduhan pemukulan tersebut. Ia menyatakan bahwa dia tidak melakukan kekerasan pada siswa tersebut.