Cuci Darah: Informasi yang Perlu Anda Ketahui

Rabu 25 Dec 2024 - 12:36 WIB
Reporter : Linda Kurniati
Editor : Mujitahidin

Radarlambar.Bacakoran.co - Cuci darah, atau dikenal sebagai hemodialisa, adalah prosedur medis yang bertujuan untuk membersihkan racun dalam tubuh akibat gangguan fungsi ginjal. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan mesin khusus untuk membantu pasien yang mengalami kerusakan ginjal akut atau kronis.

Ginjal merupakan salah satu organ yang terletak di punggung bagian bawah. Fungsi ginjal meliputi menyaring limbah metabolisme dan racun, mengatur keseimbangan cairan tubuh, menghasilkan hormon tertentu, serta mengontrol pembentukan sel darah merah. Ketika ginjal tidak lagi berfungsi dengan baik, racun menumpuk di tubuh dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Salah satu solusi pengganti fungsi ginjal adalah hemodialisa.

Tujuan dan Indikasi Hemodialisa

Hemodialisa bertujuan untuk menghilangkan racun dan zat limbah dari tubuh yang seharusnya dikeluarkan oleh ginjal. Kondisi yang sering memerlukan hemodialisa meliputi gagal ginjal akut maupun kronis.

Penyebab gagal ginjal kronis:

* Tekanan darah tinggi
* Diabetes
* Peradangan ginjal (glomerulonefritis)
* Peradangan pembuluh darah (vaskulitis)
* Penyakit ginjal polikistik

Sementara itu, gagal ginjal akut bisa terjadi akibat perdarahan, serangan jantung, infeksi berat, keracunan, atau dehidrasi. Gejala umumnya meliputi rasa gatal, mual, muntah, pembengkakan tubuh, dan kadar kalium darah tinggi (hiperkalemia).

Hemodialisa adalah salah satu dari tiga terapi pengganti fungsi ginjal, selain cuci darah melalui peritoneum (CAPD) dan transplantasi ginjal. Pasien yang memenuhi syarat transplantasi ginjal biasanya menjalani hemodialisa sementara hingga donor ginjal tersedia.

Persiapan dan Proses Hemodialisa

Prosedur ini memerlukan persiapan, seperti membuat akses ke pembuluh darah yang digunakan selama cuci darah. Akses pembuluh darah ini terdiri dari:

1. Fistula arteriovenosa (cimino):
Menghubungkan arteri dan vena secara langsung.

2. Cangkok arteriovenosa: Menggunakan selang sintetis untuk menyambungkan arteri dan vena.

3. Kateter: Biasanya digunakan untuk sementara, terutama dalam keadaan darurat.

Tahapan hemodialisa melibatkan pemasangan jarum ke pembuluh darah, di mana darah dialirkan ke mesin untuk disaring sebelum dikembalikan ke tubuh. Prosedur ini biasanya memakan waktu 3-4 jam dan dilakukan 2-3 kali seminggu.

Perawatan Setelah Hemodialisa

Setelah prosedur, pasien disarankan untuk menjaga pola makan dan asupan cairan. Dokter akan memantau kondisi pasien melalui berbagai tes, termasuk pemeriksaan darah, untuk memastikan efektivitas hemodialisa.

Risiko dan Komplikasi

Hemodialisa, meskipun bermanfaat dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti tekanan darah rendah, kram otot, mual, nyeri dada, gatal-gatal, hingga gangguan tidur. Jika muncul gejala seperti demam, perdarahan, atau sesak napas, pasien disarankan untuk segera mencari pertolongan medis.

Dengan perawatan yang tepat, hemodialisa dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien yang mengalami gagal ginjal.(*)

Kategori :

Terkait