WAYTENONG – Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) merupakan agenda tahunan yang rutin dilaksanakan. Namun, masyarakat berharap Musrenbang tidak sekadar menjadi formalitas, melainkan benar-benar menghasilkan realisasi sesuai dengan aspirasi yang telah disampaikan.
"Selama ini, Musrenbang hanya seperti acara seremonial dan terkesan formalitas. Apa yang diusulkan oleh masyarakat, baik di tingkat Pekon, kecamatan, maupun kabupaten, sering kali tidak terealisasi," ungkap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Keluhan serupa juga banyak disuarakan, terutama terkait infrastruktur. Misalnya, jalan yang didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masih banyak yang rusak, serta bencana tanah longsor yang kerap terjadi di beberapa wilayah, khususnya di Kecamatan Way Tenong, belum mendapatkan penanganan yang jelas.
Masyarakat berharap Musrenbang tahun 2025 yang akan segera dilaksanakan di tingkat kecamatan bisa benar-benar menghasilkan keputusan yang berdampak nyata.
Usulan prioritas yang diajukan diharapkan dapat direalisasikan demi kemajuan Kabupaten Lampung Barat.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh kru media ini, masih banyak persoalan yang belum terselesaikan. Misalnya, tanah longsor di Pasar Senen, Pekon Karang Agung, serta longsor di Mutar Alam yang bahkan telah menyebabkan beberapa rumah warga rusak.
Selain itu, kondisi jalan yang menghubungkan ke arah Mabar Jaya juga semakin parah, belum lagi berbagai titik kerusakan lainnya yang belum tersentuh perbaikan.
Sejumlah warga menyebut bahwa berbagai keluhan tersebut telah diajukan sejak beberapa tahun lalu, namun hingga kini belum ada tanda-tanda realisasi pembangunan. Mereka berharap pemerintah daerah lebih serius menindaklanjuti hasil Musrenbang, sehingga pembangunan tidak hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. *