Radarlambar.Bacakoran.co - Pada perdagangan Kamis pagi, 13 Februari 2025, nilai tukar rupiah mengalami penurunan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hingga pukul 09.27 WIB, rupiah tercatat melemah 10,5 poin atau 0,06%, menjadi Rp 16.386 per dolar AS. Penurunan ini bertolak belakang dengan tren mayoritas mata uang di Asia yang menguat terhadap dolar AS.
Mengutip data dari Bloomberg Asian Pacific Currencies, meskipun rupiah mengalami pelemahan, sejumlah mata uang Asia lainnya justru mencatatkan penguatan. Salah satu yang paling mencolok adalah baht Thailand yang mengalami kenaikan 0,23% menjadi 33,9 baht per dolar AS. Selain itu, yuan China juga menguat 0,05% menjadi 7,3 yuan per dolar AS, dan ringgit Malaysia bertambah 0,02% menjadi 4,46 ringgit per dolar AS.
Namun, tidak semua mata uang Asia menunjukkan pergerakan positif. Beberapa mata uang lain, seperti peso Filipina dan rupee India, juga mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Peso Filipina tercatat melemah 0,16% menjadi 58,2 peso per dolar AS, sementara rupee India turun 0,07% menjadi 86,8 rupe per dolar AS.
Di sisi lain, sejumlah mata uang Asia berhasil menguat terhadap dolar AS, antara lain yen Jepang yang naik 0,14% menjadi 154 yen per dolar AS, dolar Hong Kong yang sedikit menguat 0,01% menjadi 7,78 dolar Hong Kong per dolar AS, dan dolar Taiwan yang naik 0,03% menjadi 32,8 dolar AS. Won Korea juga tercatat naik 0,05% menjadi 1.453 won per dolar AS.
Pelemahan nilai tukar rupiah pada hari ini menunjukkan tantangan bagi perekonomian Indonesia, yang bersaing dengan fluktuasi nilai tukar global. Namun, tren mata uang di Asia yang beragam memberikan gambaran bahwa pergerakan nilai tukar tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi satu negara, melainkan faktor-faktor global yang memengaruhi dinamika pasar mata uang internasional.
Kategori :