Penanganan Longsor Jalan Nasional di Pekon Kubu Perahu Molor

Minggu 02 Mar 2025 - 15:28 WIB
Reporter : Edi Prasetya
Editor : Lusiana Purba

BALIKBUKIT – Perbaikan jalan longsor di Pekon Kubuperahu yang sebelumnya dijanjikan dimulai Februari 2025, hingga kini belum menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan. Molornya perbaikan ini memicu keluhan dari masyarakat dan pengguna jalan yang semakin resah dengan kondisi yang semakin membahayakan.

Salah satu warga setempat, Hendri (45), menyatakan bahwa sejak awal tahun, jalan yang amblas di KM 22 dan Pemangku I terus mengalami perburukan, terutama setelah curah hujan meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Akibatnya, kendaraan yang melintas harus ekstra hati-hati, bahkan beberapa kendaraan berat terpaksa putar balik karena kondisi jalan yang makin sempit dan rawan longsor susulan.

“Kami sudah mendengar janji perbaikan sejak awal tahun, tapi sampai sekarang masih belum ada progres nyata di lapangan. Kalau begini terus, jalan ini bisa putus total,” ujar Hendri.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh pengendara yang rutin melintasi jalur tersebut. Andi (33), seorang sopir angkutan barang, mengaku kesulitan saat melintasi jalan yang amblas karena permukaannya semakin tidak stabil.

“Jalan ini penghubung utama Lampung Barat dan Pesisir Barat. Kalau tidak segera diperbaiki, dampaknya bukan cuma macet, tapi juga perekonomian masyarakat terganggu,” katanya.

“Apalagi, akibat tidak ada pengawasan sudah dua kali ada kendaraan R6 yang terjebak karena memaksa untuk melintas, kondisi itu mengakibatkan kemacetan. Ini harus menjadi perhatian, apalagi saat lebaran idul fitri jalan ini banyak dilalui oleh kendaraan,” sambung dia.  

Molornya perbaikan jalan ini menambah daftar panjang keluhan masyarakat terkait infrastruktur di daerah tersebut. Warga berharap agar pemerintah dan pihak terkait segera mengambil langkah nyata untuk menyelesaikan masalah ini sebelum dampaknya semakin meluas.

Diketahui sebelumnya dua titik jalan amblas yang baru-baru ini terjadi, yakni di KM 26 dan KM 24 Pekon Kubuperahu dan Pemangku I, Pekon Kubuperahu, Kabupaten Lampung Barat, menjadi fokus utama bagi PPK 2.3 BPJN Wilayah II Lampung untuk memulai penanganan di bulan Februari.

Koordinator Teknik Lapangan BPJN, Rusmadi Ghani, mendampingi PPK 2.3 Joko Wisargo menyampaikan bahwa perbaikan dua titik tersebut telah diprioritaskan, dengan rencana penanganan dimulai pada Februari 2025. Pekerjaan perbaikan ini diharapkan selesai sebelum Lebaran, dengan tujuan untuk menjaga kelancaran lalu lintas pada musim mudik yang akan datang.

Ia menjelaskan bahwa penanganan jalan yang amblas tersebut akan dilakukan secara permanen. Langkah ini diambil mengingat ancaman putusnya badan jalan akibat longsor yang dapat mengganggu jalur utama penghubung antar kabupaten. Meskipun perbaikan ini awalnya tidak dianggarkan, Rusmadi menegaskan bahwa karena sifatnya yang darurat, BPJN memutuskan untuk segera melakukan penanganan. 

“Meskipun awalnya tidak dianggarkan, kami harus segera melaksanakan pekerjaan ini. Paling lambat Februari, atau sebelum Lebaran, pekerjaan ini sudah selesai," ujarnya.

Dia menjelaskan pada awalnya, longsor yang terjadi pada Sabtu (18/1/2025) lalu di KM 26 telah menyebabkan keretakan di badan jalan, mempersempit ruang bagi kendaraan yang melintas. Diimbau agar kendaraan dengan muatan lebih dari 2 ton tidak melintas di jalur tersebut, untuk mencegah kecelakaan. Sebagai langkah pencegahan sementara, BPJN memasang rambu-rambu peringatan di sekitar lokasi longsor. Selain itu, pihak BPJN juga bekerja sama dengan Satlantas Polres Lampung Barat untuk membatasi kendaraan besar yang berisiko melewati titik amblas.

Namun, pada Minggu (26/1/2025), amblasnya jalan di Pemangku I, Pekon Kubuperahu, menambah beban pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Kerusakan jalan ini disebabkan oleh aliran Sungai Way Laay yang menggerus badan jalan, membuat separuh jalan terputus. Rusmadi menyebutkan bahwa penanganan terhadap amblasnya jalan di Pemangku I akan dilakukan bersamaan dengan penanganan di KM 26, karena kedua titik tersebut merupakan jalur vital yang menghubungkan kawasan Lampung Barat dan Pesisir Barat. 

“Penanganan jalan yang amblas di Pekon Kubuperahu menjadi prioritas mengingat lokasinya yang sangat strategis dan menjadi jalur utama,” tambahnya.

Untuk mencegah kecelakaan lebih lanjut, BPJN mengimbau kendaraan roda enam atau angkutan barang untuk tidak melintas di titik-titik rawan amblas ini. BPJN juga mengantisipasi agar kendaraan yang terlanjur melintas bisa diarahkan ke jalur alternatif yang lebih aman, dengan memperluas pemasangan plang informasi di pintu-pintu masuk menuju Lampung Barat, seperti di Bukit Kemuning, Bandar Lampung, dan Pringsewu. *

Kategori :