KEBUNTEBU - Jika pada penghitungan sebelumnya dampak bencana banjir luapan Sungai (Way) Besai dan kali-kali kecil akibat intensitas hujan tinggi beberapa hari lalu, dengan perkiraan kerugian petani ikan wilayah Kecamatan Kebun Tebu, Gedung Surian dan Air Hitam mencapai Rp 8 miliar.
Kali ini betdasarkan data rill dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Kebun Tebu, luas lahan areal persawahan padi dengan usia 3,5 bulan yang terkena banjir 60-an hektar.
Kepala BPP Kebun Tebu Yazid, S.P., menyampaikan dari jumlah tersebut lahan yang mengalami kerusakan dan diperkirakan mengalami gagal panen akibat tertimbun tanah (lumpur) yang terbawa arus banjir atau juga yang amblas sekitar 40 persen.
Dijelaskannya kerusakan lahan telah ditinjau oleh petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lambar, didampingi oleh penyuluh lapangan BPP Kebun Tebu. "Areal yang mengalami kerusakan memang di titik-titik yang dilalui air banjir seperti halnya di bantaran sungai yang kondisi arusnya deras," ungkap dia.
Tentunya atas kerusakan tersebut langkah yang dilakukan yakni kembali menyemangati masyarakat atau petani sawah untuk kembali memperbaiki lahan sehingga ketika masuk masa tanam ke depannya lahan sudah keadaan steril.
Di sisi lain atas kerusakan yang ditimbulkan diharapkan akan adanya perhatian dari pemerintah khususnya bantuan dari musibah yang terjadi sehingga membantu meringankan petani dalam pengolahan kembali lahan areal persawahan yang rusak dan mengalami gagal panen.
Diulasnya banyaknya areal persawahan yang terdampak bukan karena ada faktor lain seperti tidak maksimalnya irigasi ataupun kurang baiknya pemelang, melainkan betul-betul murni karena besarnya volume air akibat hujan tinggi yang berlangsung lama pada malam Kamis kemarin.
Oleh sebab itu pihaknya mengajak petani untuk mengiklaskan atas kejadian musibah yang terjadi dan untuk tetap semangat dalam menggarap tempat usaha yakni pertanian padi sawah. *