BALIKBUKIT – Untuk mengatasi naiknya harga Liqud Petroleum Gas (LPG/Elpiji) 3 kilogram (Kg) yang terjadi di tingkat pengecer hingga mencapai Rp35 ribu pertabung. PT Pertamina Patra Niaga Lampung melalui para agen LPG melakukan operasi besar-besaran di tingkat pangkalan, dengan menjual LPG langsung ke masyarakat di wilayah Kecamatan Way Tenong dan Sekincau, Kamis 1 Agustus 2024.
Pelaksanaan operasi penjualan LPG sesuai ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) itu diawali oleh agen PT Rachmat Mulia Lestari yang berlokasi di Pangkalan Nasiudin, Pekon Sukananti Kecamatan Way Tenong dengan alokasi sebanyak 100 tabung dan di Pangkalan Karimsah, Kelurahan Sekincau Kecamatan Sekincau dengan alokasi 160 tabung. Kegiatan itu akan terus dilakukan dalam beberapa hari kedepan.
Sales Branch Manager Pertamina Patra Niaga Area Lampung Reza Pangestu melalui Wakil Kepala Bidang Wilayah IV DPC Hiswana Migas Lampung Iskandar Muda menjelaskan, operasi dilakukan sebagai langkah sigap dari PT Pertamina dalam menyikapi keluhan warga terkait kenaikan harga LPG 3 Kg di wilayah Way Tenong dan Sekincau.
“Kegiatan ini merupakan upaya Pertamina untuk mengatasi kenaikan harga di tingkat pengecer yang seharusnya tidak boleh terjadi. Sebagai bentuk pelayanan hari ini para agen melakukan operasi di beberapa pangkalan, dengan menjual LPG 3 Kg sesuai harga HET yang menyasar langsung ke rumah tangga,” ujarnya.
Operasi diawali di Kecamatan Way Tenong oleh PT Rachmat Mulia Lestari yang berlokasi di Pangkalan LPG Nasiudin, Pekon Sukananti yang selanjutnya akan dilaksanakan di sejumlah pangkalan lainnnya di Kecamatan Way Tenong maupun Sekincau.
“Jadi setelah disini (Sukananti) akan berlanjut di pangkalan lainnya, setiap pangkalan mendapat alokasi dengan jumlah bervariasi mulai dari 100 hingga 200 tabung dengan harga jual sesuai HET yakni sebesar Rp 19.500 pertabung untuk wilayah Way Tenong dan Rp20.000 pertabung untuk wilayah Sekincau,” jelasnya.
Lebih lanjut diterangkan Iskandar Muda bahwa sebetulnya masyarakat bisa mendapatkan LPG 3 Kg dengan harga sesuai HET sepanjang pembelian dilakukan di tingkat pangkalan. Disana, masyarakat mendapat kepastian harga sesuai HET sesuai ketentuan pemerintah.
“Sebetulnya kami sudah sering menyarankan masyarakat maupun usaha mikro agar bisa membeli LPG langsung ke pangkalan, karena harganya sudah pasti sesuai HET. Begitupun dengan Pangkalan selalu kami tekankan agar penjualan mengutamakan rumah tangga dan usaha mikro dan tidak diperbolehkan mengecer dengan skala besar,” tandasnya.
Diketahui, sebelumnya harga jual elpiji subsidi pemerintah ukuran tiga kilogram di Kecamatan Sekincau dan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat yang mengalami kenaikan jauh diatas HET kondisi itu dikeluhkan masyarakat.
Sebagaimana diungkapkan beberapa Ibu Rumah Tangga (IRT) di wilayah itu, baik di Kecamatan Sekincau maupun di Way Tenong, telah cukup lama berlangsung harga Elpiji ukuran 3 kilogram mengalami lonjakan yang signifikan.
“Kami tidak tahu sekarang ini kok harga Elpiji di warung pengecer cukup tinggi Rp30.000 sampai 35.000 pertabung, selain daripada itu kami juga sulit untuk mendapatkan," ungkap ibu rumah tangga, yang enggan namanya ditulis.
Terusnya, meski sekarang ini harga jual tabung elpiji 3 kilogram terbilang ringan walaupun di atas Rp30.000 bagi yang memiliki usaha perkebunan kopi, lantaran harga jual biji kopi kering Rp60.000 lebih.
"Kalau kenaikan ini faktor tingginya harga jual kopi, tentu tidak semua masyarakat Lampung Barat ini memiliki usaha tersebut. Oleh sebab itu kami meminta kepada pemerintah jangan hanya berdiam diri melainkan dapat memperhatikan kondisi masyarakat," pinta warga.
Saat dikonfirmasi beberapa warung pengecer yang juga minta dirahasiakan identitasnya, terjadinya lonjakan kenaikan tersebut karena stok jatah dari agen resmi mengalami pengurangan.
"Jika sebelumnya seperti warung saya ini mendapat 100 tabung setiap kali pengiriman tapi saat ini hanya 50 tabung, kondisi ini tentu memicu terjadinya kenaikan harga di konsumen karena bersaing untuk mendapatkan meskipun harganya naik," ungkapnya.