Jelaskannya, berbagai informasi masuk di petani terkait penyebab terjadinya penurunan harga jual yang cukup signifikan dan dalam waktu yang cepat, juga memunculkan kebimbangan petani untuk melakukan penjualan biji kopi.
BACA JUGA:Polisi Pasang Stiker Larangan Judi Online
BACA JUGA:Pajak Daerah di Lampung Barat Terealisasi Rp5 Miliar
"Dengan simpang siur-nya informasi penyebab terjadinya penurunan harga kopi yang kami terima, menambah kebimbangan kami apakah kopi yang belum terjual untuk tetap dipertahankan sembari menunggu kembali naiknya harga atau justru sebaliknya melakukan penjualan secepat mungkin sebelum terjadinya kekhawatiran lebih harga terus anjlok ke level terendah," jelas dia.
Dengan kondisi tersebut, Erlan mengharapkan peran serta pemerintah melalui dinas instansi terkait untuk dapat menelusuri dan memberikan informasi kepada masyarakat tani tentang kondisi penjualan kopi, guna memberikan kepercayaan maupun arahan tindakan yang tepat untuk dilakukan petani kopi.
"Pada dasarnya kami masih merasa optimis dan berharap harga jual kopi dapat kembali di atas Rp60.000 per kilogram. Namun yang jauh lebih kami harapkan sekarang ini adalah informasi akurat terhadap gejolak harga jual yang terjadi sebenarnya, seperti halnya informasi dari pemerintah melalui dinas terkait perihal penyebab terjadinya penurunan dan langkah baik yang tepat dilakukan petani dalam memanfaatkan hasil panen yang masih ada atau belum terjual," harapnya.
Sarman, yang juga petani kopi memaklumi jika saat ini terjadi penurunan harga jual kopi.
BACA JUGA:Persiapan HUT RI, 50 Calon Paskibraka Mulai Jalani Diklat
BACA JUGA:Cegah Penularan Rabies, Puskeswan Lakukan Vaksinasi di Sukabanjar
Hanya saja dirinya yang berharap jika memang terjadinya penurunan ini karena adanya persaingan dengan kopi dari negara luar.
Pemerintah dapat melakukan upaya untuk menstabilkan harga jangan sampai turun dari Rp50.000 per kilogram.
"Jika memang benar penurunan ini karena gejolak internasional harapan kami pemerintah dapat melakukan tindakan yakni menstabilkan harga tidak pecah dari Rp50.000 per kilogram," pintanya.
Sarman juga mengajak masyarakat tani agar tetap mengedepankan kualitas biji kopi guna mencegah munculnya alasan anjloknya harga jual karena kualitas yang kurang diperhatikan. (rinto/nopri)