Tiga Kota yang Dibenci Nabi Muhammad dan Alasannya
KOTA TA'IF : Penduduk Kota Ta'if tidak hanya menolak ajaran Islam, tetapi juga memperlakukan Nabi dengan sangat buruk.// Foto: Freepik--
Radarlambar.Bacakoran.co - Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang penuh kasih dan cinta terhadap umatnya, namun ada beberapa kota yang dalam sejarah Islam tercatat sebagai tempat yang dibenci oleh beliau. Alasan kebencian ini sering kali berkaitan dengan sikap keras kepala penduduk kota tersebut yang menentang ajaran Islam serta menyakiti Nabi serta para pengikutnya. Berikut ini adalah tiga kota yang dibenci oleh Nabi Muhammad beserta alasannya.
1. Mekah
Alasan Kebencian:
Mekah adalah merupakan kota kelahiran Nabi Muhammad, namun kota ini juga menjadi tempat di mana beliau menghadapi penolakan keras terhadap risalah Islam yang beliau bawa. Pada awalnya, Nabi Muhammad menyebarkan wahyu Islam di Mekah, tetapi banyak penduduk Mekah yang menentangnya, terutama kalangan Quraisy yang merasa terancam dengan ajaran tauhid yang menggugurkan sistem kepercayaan politeisme mereka.
Penyiksaan terhadap Nabi Muhammad serta para pengikutnya oleh kaum Quraisy sangatlah keras. Banyak sahabat dan keluarga Nabi yang mengalami penyiksaan fisik dan psikologis yang sangat berat. Salah satu peristiwa yang paling terkenal adalah ketika Nabi Muhammad dan para sahabatnya terpaksa hijrah ke Madinah untuk menghindari penyiksaan.
Meskipun demikian, kebencian Nabi Muhammad terhadap Mekah bukanlah kebencian pribadi, melainkan karena ketidakmauan penduduk kota tersebut untuk menerima Islam. Namun, setelah kota Mekah berhasil ditaklukkan oleh umat Islam pada tahun 630 M, Nabi Muhammad menunjukkan sikap pemaaf dan malah memaafkan sebagian besar penduduk Mekah, meski sebagian dari mereka tetap menentang.
2. Ta'if
Alasan Kebencian:
Ta'if adalah merupakan sebuah kota yang terletak sekitar 80 kilometer dari Mekah. Setelah mengalami penolakan keras di Mekah, Nabi Muhammad dan para sahabatnya menuju Ta'if dengan harapan bahwa kota tersebut akan menerima dakwah Islam. Namun demikian, penduduk Ta'if tidak hanya menolak ajaran Islam, tetapi juga memperlakukan Nabi dengan sangat buruk.
Saat Nabi Muhammad pergi ke Ta'if untuk berdakwah, beliau justru mendapatkan perlakuan yang sangat keras. Kaum pemimpin Ta'if memerintahkan penduduk untuk melempari Nabi dengan batu, sehingga tubuh beliau terluka parah. Bahkan, Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya terpaksa berlindung di kebun anggur milik seorang petani untuk menghindari kejaran orang-orang yang ingin menyakiti mereka.
Kebencian Nabi terhadap kota ini muncul karena perlakuan kejam yang beliau terima. Namun, Nabi tetap menunjukkan kesabaran yang luar biasa dan juga berdoa agar kota Ta'if menjadi tempat yang menerima Islam di masa depan. Doa tersebut akhirnya terkabul, karena beberapa generasi kemudian, Ta'if pun memeluk Islam.
3. Yahudi Khaybar
Alasan Kebencian:
Khaybar adalah sebuah kota yang terletak di utara Madinah dan dihuni oleh komunitas Yahudi yang besar. Pada masa Nabi Muhammad, penduduk Khaybar dikenal sebagai kaum yang menentang Islam dan bersekutu dengan musuh-musuh Nabi, baik itu dari Mekah maupun dari luar. Mereka sering kali berusaha mengganggu stabilitas pemerintahan Madinah dan memusuhi umat Islam.
Khaybar adalah merupakan pusat kekuatan Yahudi di wilayah tersebut, dan beberapa kelompok Yahudi di sana melakukan tindakan yang merugikan umat Islam. Oleh sebab itu, pada tahun 628 M, Nabi Muhammad dan pasukan Islam berperang melawan kaum Yahudi Khaybar dalam pertempuran yang dikenal dengan nama Perang Khaybar. Meskipun umat Islam akhirnya berhasil memenangkan pertempuran, kebencian Nabi terhadap kaum Khaybar terletak pada perbuatan mereka yang berkhianat juga menentang Islam dengan cara yang tidak sah.
Setelah pertempuran, sebagian besar penduduk Khaybar diizinkan untuk tetap tinggal dan mengelola tanah mereka, namun mereka harus membayar jizyah (pajak perlindungan) kepada umat Islam. Meskipun demikian, Nabi Muhammad tetap memandang Khaybar dengan ketidaksukaan karena pengkhianatan yang dilakukan oleh sebagian besar penduduknya.
Nabi Muhammad SAW tidak membenci kota-kota ini secara pribadi, melainkan kebencian beliau lebih kepada sikap keras kepala dan permusuhan yang ditunjukkan oleh sebagian penduduk kota-kota tersebut terhadap ajaran Islam. Beliau selalu berusaha untuk mengajak mereka dengan penuh kasih sayang dan kesabaran, meskipun mendapatkan perlakuan yang sangat buruk. Seiring berjalannya waktu, banyak kota yang sebelumnya menentang Islam akhirnya menerima serta memeluk agama islam dengan tulus. Sebagai seorang pemimpin yang penuh kasih, Nabi Muhammad SAW tetap menunjukkan sikap pemaaf dan mengedepankan perdamaian meskipun menghadapi tantangan besar.(*)