Desa Wae Rebo: Sejarah, Daya Tarik, dan Keunikan

Radarlambar.Bacakoran.co - Desa Wae Rebo adalah salah satu destinasi unik yang terletak di pedalaman Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Desa ini sering dijuluki sebagai “surga di atas awan” karena keindahannya yang luar biasa. Terisolasi di ketinggian sekitar 1.200 mdpl dan dikelilingi perbukitan hijau, Wae Rebo menyajikan pemandangan alam yang memukau serta budaya tradisional yang kaya.

 

Sejarah dan Budaya Desa Wae Rebo

 

Desa Wae Rebo didirikan oleh seorang tokoh bernama Empu Maro, yang konon berasal dari Pulau Sumatera. Setelah berkelana hingga ke wilayah Labuan Bajo, ia akhirnya menetap di wilayah ini dan mendirikan Desa Wae Rebo. Penduduk desa ini diketahui memiliki garis keturunan dari Suku Minangkabau, yang masih tercermin dalam beberapa tradisi dan nilai adat mereka. Saat ini, desa tersebut dihuni oleh keturunan generasi ke-18.

 

Kehidupan di Wae Rebo masih kental dengan tradisi dan adat istiadat. Salah satu tradisi penting adalah upacara Penti, yang merupakan wujud rasa syukur masyarakat atas hasil panen dan berkah kehidupan. Pengunjung yang datang ke desa ini juga memiliki kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan penduduk dan mempelajari budaya mereka secara mendalam.

 

Keunikan dan Daya Tarik Desa Wae Rebo

 

Daya tarik utama Desa Wae Rebo adalah rumah adat tradisionalnya, yang dikenal dengan nama Mbaru Niang. Rumah-rumah ini berbentuk kerucut dengan atap dari daun lontar dan ijuk, terdiri dari lima tingkat yang memiliki fungsi berbeda. Lantai dasar digunakan untuk menyimpan bahan pangan, sedangkan lantai atas untuk ruang keluarga, ibadah, hingga penyimpanan benda sakral.

 

Rumah adat ini dibangun dengan konsep tidak langsung menyentuh tanah, yang diyakini menjaga kesakralan bangunan. Selain itu, pola lingkaran pada tata letak desa mencerminkan filosofi keseimbangan hidup masyarakat setempat.