Penyebab Tingginya Biaya Kesehatan di Indonesia

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin-instagram@bgsadikin-

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Biaya layanan kesehatan di Indonesia terus meningkat dan dianggap tidak berkelanjutan karena pertumbuhan belanja kesehatan selalu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB). 

Saat ini, sistem kesehatan nasional mengeluarkan sekitar Rp614 triliun per tahun, dengan kenaikan pengeluaran yang jauh melampaui kenaikan pendapatan negara.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan tingginya biaya kesehatan adalah kurangnya transparansi dalam sistem pembiayaan medis. 

Harga layanan dan obat-obatan di rumah sakit dapat bervariasi secara drastis, bahkan mencapai ratusan persen lebih tinggi dibandingkan negara lain. 

Sebagai contoh, biaya sunat di pusat kesehatan swasta bisa mencapai Rp500 ribu, sementara di rumah sakit umum daerah (RSUD) bisa Rp1 juta, dan di rumah sakit swasta besar bisa mencapai Rp5 juta.

Selain itu, harga obat di Indonesia juga jauh lebih mahal dibandingkan negara tetangga. 

Obat-obatan tertentu bisa 300 persen hingga 400 persen lebih mahal dibandingkan di Malaysia. 

Hal ini terjadi karena pasien sering kali tidak memiliki informasi yang cukup untuk memahami biaya pengobatan yang mereka terima, sehingga harga bisa ditentukan secara sepihak oleh penyedia layanan kesehatan.

Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan penguatan sistem asuransi kesehatan. 

Saat ini, hanya 32 persen dari total belanja kesehatan nasional yang ditanggung oleh asuransi, jauh dari angka ideal yang seharusnya mencapai 80 persen hingga 90 persen. 

Jika porsi asuransi meningkat, maka pemerintah dapat lebih menekan harga layanan kesehatan agar lebih wajar.

Dominasi asuransi kesehatan sebaiknya tetap berada di tangan pemerintah untuk mencegah lonjakan biaya akibat permainan antara rumah sakit, dokter, dan perusahaan farmasi. 

Pengalaman di Amerika Serikat menunjukkan bahwa dominasi asuransi swasta justru membuat biaya kesehatan semakin tidak terkendali.

Jika tidak ada langkah konkret untuk mengendalikan pengeluaran kesehatan, dalam 10 tahun ke depan, anggaran negara akan semakin terbebani dan bahkan bisa memicu krisis politik. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan