Legenda dan Makna Spiritual di Balik Yadnya Kasada Bromo

Upacara Yadnya Kasada / Foto--Net.--
Selain legenda Yadnya Kasada, kawasan Gunung Bromo juga menyimpan cerita asal-usul Gunung Batok yang tak kalah menarik. Gunung ini diyakini terbentuk dari kisah cinta Jaka Seger dan Roro Anteng.
Roro Anteng yang terkenal akan kecantikannya sering menolak lamaran para pangeran dan saudagar. Suatu ketika, seorang bajak laut datang melamarnya.
Untuk menolak dengan halus, Roro Anteng mengajukan syarat agar bajak laut itu membuat lautan pasir di sekitar Gunung Bromo sebelum ayam berkokok.
Saat pekerjaan berlangsung, Roro Anteng dan penduduk desa menumbuk padi untuk membuat ayam berkokok lebih awal.
Merasa gagal memenuhi syarat, bajak laut itu marah dan melemparkan batok yang digunakan untuk mengeruk pasir. Batok tersebut berubah menjadi Gunung Batok.
Roro Anteng dan Jaka Seger akhirnya menikah dan mendirikan desa yang dinamakan Tengger, yang berasal dari gabungan nama mereka: Anteng dan Seger. Hingga kini, legenda ini terus diwariskan oleh masyarakat Suku Tengger.
Legenda di balik upacara Yadnya Kasada dan asal-usul Gunung Batok tidak hanya menjadi bagian dari kekayaan budaya Suku Tengger, tetapi juga daya tarik wisata yang kuat.
Makna spiritual dan nilai luhur yang terkandung dalam ritual ini menggambarkan hubungan harmonis antara manusia dan alam.
Dengan keindahan alam dan kekayaan budaya yang dimilikinya, Gunung Bromo menjadi destinasi wisata yang tidak hanya menawarkan pemandangan menakjubkan, tetapi juga pengalaman spiritual dan wawasan budaya yang berharga.
Yadnya Kasada bukan sekadar ritual, melainkan warisan leluhur yang dijaga sebagai identitas masyarakat Suku Tengger.(*)